Selasa, Juli 31, 2012

Magical Ramadhan day#10


Tugas Ramadhan hari ke 10 ini sungguh menyenangkan. Karena kita diajak berimajinasi, seandainya kita punya serbuk ajaib, semisal milik peterpan yang bisa bikin kita terbang dengan pikiran bahagia kita. Tapi bedanya, serbuk ini bukan bikin terbang, melainkan bisa menambah energi dan doa yang kita panjatkan atas orang tersebut bisa dikabulkan. Hebat, kan?

Nah, aturannya, serbuk itu hanya bisa berfungsi ketika kita sangat berterima kasih pada seseorang dan mendoakan dengan tulus bagi orang tersebut.

Oke, saya mulai dari saya bangun tidur sahur, ya.

Serbuk pertama, tentu saja tanpa berpikir panjang saya akan menyebutkan namanya. Ibu. Yang padanyalah surgaku kutitipkan. Kesabaran, ketegaran, dan kegigihannya yang luar biasa untuk membesarkan anak macam kami (saya bersaudara^^) patut diacungi jempol. Cling.. cling... saya taburkan serbuk itu dengan doa semoga Allah senantiasa mendampingi beliau sampai kapanpun. Memberikan extra tenaga, sabar, ikhlas bagi ibuku yang cantik =)

Serbuk kedua, Mbak Mima, pembantu di rumah yang selalu bikin rumah menjadi bersih bersinar (ciee..iklah nih ^^) Nggak pernah mengeluh, bukan karena ini sudah tugasnya, melainkan karena keikhlasan melakukan itu semua sebagai kewajiban. Semangatnya setiap pagi menular padaku, ketika aku mulai lelah dan jenuh dengan pekerjaanku. Menaburkan sambil berdoa semoga Allah memberikan kesehatan dan kebahagiaan baginya dan keluarganya.

Serbuk ketiga, buat pak tukang sampah, yang sudah hampir sepuluh tahun dengan setia dan rela berkotor-kotor ria untuk membawa sampah dari bak-bak sampah depan rumahku. Aku menaburkan serbuk ini seraya berdoa semoga Allah memberinya rejeki yang barokah bagi dia dan keluarganya. Juga untuk pak Mukid, orang tua renta penjual barang dapur (sendok, serok, sikat, gayung, dan sebangsanya) yang tak mengenal lelah memanggul barang tersebut demi mencari rejeki tanpa harus meminta-minta. Aku selalu merasa malu jika bertemu denganmu yang selalu bersemangat dan bersyukur. Sedang aku, masih saja merasa kurang dan kurang. Terima kasih, terima kasih, terima kasih, untuk pelajaran yang tanpa sadar sudah kau ajarkan untukku. Aku taburkan serbuk ini sebanyak yang aku bisa, demi melihatmu selalu sehat, bahagia, tersenyum, dan selalu dalam penjagaan Allah.

Serbuk keempat, teruntuk pak Ilyas dan pak Edi. OB dikantor yang siap membantu saya mem-fotocopy-kan berkas, membuatkan teh dan kopi, mengambilkan kertas jika saya kehabisan pas lagi nanggung nge-print. Yang selalu tersenyum setiap paginya. Saya taburkan serbuk ini seraya berdoa semoga semangat dan senyum itu nggak pernah hilang dan selalu mereka hadirkan dalam kantor yang memacu stress ini. Terima kasih bantuannya selama ini. Terima kasih untuk senyum tulusnya. Aku berharap, semoga ucapan terima kasih yang tulus, yang kadang kami sampaikan, bisa sedikit membuat senyum dan semangat bapak tetap berkembang. Untuk saat ini, hanya itu yang bisa kami berikan.

Serbuk kelima, Teman-teman kantor, para penyuluh (Elok, Dinta, Endra, Inggrid) yang selalu tertawa dan stress bersama. Nelongso bareng demi tugas negara J Terima kasih untuk kehadiran kalian dan kebersamaan ini. Serbuk ini kau taburkan sambil terucap doa semoga Kebahagiaan selalu menyelimuti kalian. Selalu sehat bagi keluarga dan orang yang kalian cintai.

Hm, belum puas rasanya berbagi bahagia. Serbuknya juga nggak habis-habis, sih J
Aku mau terbang saja ke Makassar dan menaburkan serbuk ini pada saudara terhebatku, nadeth birana. I miss her so much. Doaku semoga dimanapun dan apapun yang dilakukan, dia selalu dalam lindungan-Nya, selalu sehat dan bahagia. GBU, sist.
Terus, lanjut terbang ke Ambon, bertemu dengan ‘istriku’ Febry Waliulu, Chalied, Caca, Keluarga besar Waliulu. Semoga serbuk yang kutaburkan membawa kebahagiaan dunia akhirat untuk seluruh saudaraku di Ambon ini. Miss u soo.... Berharap suatu hari bisa bertemu.

Terbang lagi ke Ciloto. Di hotel Lembah Hijau yang aku huni lima bulan. Bertemu dengan orang-orang yang bisa membuatku nyaman dan betah dengan alam baru. Pak Asep, security yang murah senyum. Mas Cleaning Service, yang selalu sabar membereskan kamar yang aku berantakin. Mas dan Mbak di resto, yang siap memenuhi menu yang kami inginkan. Terima kasih, terima kasih, terima kasih.

Naik busway keliling Jakarta. Menaburkan serbuk untuk bang Roe, acha, nizka, zamah. Terima kasih untuk kebaikan yang sudah kalian tabur dan berimbas luar biasa bagiku. Serbuk ini, semoga kebahagiaan dan kebaikan selalu menyelimuti kalian, Saudaraku.

Kemudian, mungkin serbuk yang masih banyak aku gunakan untuk menaburi sahabat-sahabat yang tak terkira jumlahnya, yang kehadirannya membawa makan masing-masing dalam hidupku. Aku doakan semoga kebahagiaan selalu menyertai hidup mereka. Bagi yang belum menikah, semga cepat dapat jodoh. Bagi yang sudah menikah tapi belum dapat momongan, semoga Allah mengaruniai seorang bayi. Bagi yang keluarga kecilnya sudah lengkap, semoga Allah selalu menjaga mereka. 

Lalu, untuk dia-yang-namanya-tak-boleh-kusebut (hahay...) Terima kasih untuk ‘pelajaran menjadi dewasa’ yang kau ajarkan buatku. Sengaja atau tidak sengaja. Sadar atau tidak sadar. Serbuk ini kutabur dengan doa semoga kaupun selalu bahagia.

Alhamdulillah Ya Allah
Alhamdulillah Ya Rabb
Alhamdulillan Ya Rahman Ya Rohim

NB. Syukur hari ini:
-          Alhamdulillah bisa beli meja lipat, jadi kalau ngaji nggak lagi bungkuk dan bisa lebih lama
-          Alhamdulillah bisa beliin adik pulpen, nggak seberapa sih, tapi semoga berguna J
-          Alhamdulillah jam delapan malam, tukang potong langganan masih buka, jadi bisa potong rambut
-          Alhamdulillah bisa telepon Nadeth
-          Alhamdulillah punya waktu buat nge-pel rumah
-          Alhamdulillah tulisan udah mau kelar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar