Selasa, Februari 05, 2013

Pemilih Jodoh

 Gambar diambil dari sini

"Kamu sih pemilih?"
"Apa sih yang kau cari? Jangan pilih-pilihlah, ingat umur!"

Pernahkah ada yang mengatakan begitu padamu? Sering? Kita memiliki nasib yang sama, Teman. Ketika orang lain mengatakan hal itu pada kita, padaku, padamu, kau tahu bagaimana perasaan ini?

Bingung. Ya, bingung menanggapi setiap kali orang bertanya, mencari yang seperti apa, kenapa pilih-pilih, kenapa tidak jadi dengan yang itu, kenapa belum ada undangan, dan semua pertanyaan yang hampir serupa lainnya. Bingung memberikan jawaban yang dapat menutup mulut mereka. 

Bukankah hidup ini memang sebuah pilihan? Ada putih-hitam, ada gelap-terang, ada baik-buruk, ada yin-yang. Semua adalah pilihan. Setiap hari, kita dituntut untuk membuat pilihan dalam hidup. Kita yang sekarang adalah hasil dari pilihan-pilihan yang telah kita buat setiap detiknya. Aku hanya berusaha menjalani akibat dari setiap pilihan itu dengan rasa tanggung jawab dan tanpa menyesalan, berharap tak membebani siapapun. Semoga.

Pemilih? Ya, aku mengatakan diriku memang pemilih. Lalu kenapa? Apakah salah jika saya memilih untuk menentukan siapa calon imam saya kelak? Tidak kan? Bukankah jika terjadi sesuatu di masa depan saya, orang-orang yang mengatakan seperti di atas tidak ikut bertanggung jawab. Dan hanya karena dianggap terlalu pemilih,lantas kita begitu saja menerima orang lain uang menjadi calon pendamping kita? 

Tidak! Pernikahan bukan seperti itu. Pernikahan bukan untuk sementara. Dia itu dijalani selamanya. Bukan sesuatu yang jika terjadi hal yang tidak sesuai di kemudian hari lantas bisa berpisah begitu saja. Pernikahan itu sewujud perjanjian untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang yang kita pilih, hingga akhir hayat kelak. Pernikahan itu, adalah sesuatu yang dijalani dengan hati, bukan karena omongan orang, bukan karena terbentur usia, bukan karena mitos. 

Andai saja kita tahu nama siapa yang tertulis di Lauhul Mahfudz bagi kita, mungkin kita tak akan susah payah memilih. Tapi, jika hal itu terjadi, sanggupkah kita menerimanya, jika seandainya orang itu bukan yang kita inginkan? Bisakah kita lebih pasrah menerima? Kupikir tidak. Kupikir kita akan tetap memilih. Memilih menerimanya atau memilih tidak menerimanya, hahaha (entah bagaimana caranya, entah apa yang akan dilakukan)
Andai saja itu terjadi, apakah masih ada debar yang berlomba di dada ini? Apakah masih ada kejutan, atau kata-kata 'Wah, ternyata dia, ya?', 'Ya, ampun, syukurlah dia jodoh saya', 'Lha, kok dia?', atau kata-kata lain yang mampu mengekspresikan keterkejutan kita? Masihkah ada? Masihkah bisa kita rasakan?


Aku rasa tidak. Atau masih, tapi dalam skala kecil.


Salahkah jika mencari orang yang kita cintai? Salahkan jika kita memutuskan untuk menikah dengan orang yang kita cintai? Hanya agar rumah tangga kami bisa bertahan sampai batu nisan pembatasnya. Banyak orang yang menikah karena pilihannya sendiri, karena rasa cinta, tapi sering bertengkar dan akhirnya memilih berpisah. Bagaimana dengan yang menikah hanya karena dikejar-kejar omongan orang? Saya tidak menyalahkan adanya perjodohan atau keterpaksaan menikah. Beberapa saudara saya menikah karena dijodohkan dan Alhamdulillah bahagia sampai sekarang (semoga bisa seterusnya, amin). Saya tidak menyalahkan karena itu adalah pilihan mereka. Mereka memilih untuk dijodohkan. Sedangkan saya, memilih untuk menetapkan pilihan bagi hati saya. Kalau suatu masa saya menikah karena dijodohkan, artinya saya membuat pilihan untuk mau dijodohkan.

Hidup adalah pilihan. Jika aku bertanya, menikah dengan yang mencintai kita atau yang kita cintai? Idealnya mungkin adalah yang sama-sama saling mencintai, tapi tidak semua mendapatkan yang ideal. Maka aku menjawab, yang aku cintai. Bukankah seharusnya perempuan itu menikah dengan yang mencintainya, agar dia bisa dijaga dan dihargai? Benar sekali. Tapi, saat aku bisa bersama dengan orang yang aku cintai, maka aku bisa berbuat banyak untuknya, dengan ikhlas (InsyaAllah).

Well, hidup itu pilihan. Pilihlah, lalu jalani dengan penuh tanggung jawab dan tanpa penyesalan...

#Sekian ^^