Selasa, April 30, 2013

Hari-hari tanpa bungsu

Sudah beberapa hari ini tidur sendirian tanpa si bungsu. Aneh rasanya. Apalagi pas sore tadi sempat nonton film horor "ju-on : the grudge". Sok berani banget. Sejak hari Sabtu tanggal 27 April 2013 kemarin, si bungsu resmi memulai bimbel-nya di Malang. Program intensif SPMB ini dilaksanakan sampai tanggal 13 Juni 2013, artinya kami berpisah untuk satu setengah bulan lamanya. 

Hahaha, berlebihan saya ini. Padahal, saya sudah minta ijin bapak-ibu (dan sudah acc) supaya saya bisa main ke malang tiap hari Jumat sampai minggu. Nginapnya? Tetaplah di tempat Niskha. Semacam saya sudah punya kamar sendiri di rumahnya. :D

Tapi, tetap saja rasanya aneh jadi 'anak tunggal sementara' di rumah. Apa-apa sendirian. Sepi. Meskipun ada keponakan dan adik ipar. Yang paling ngangenin adalah saat kami berantem. Seneng banget. Bahkan hal itu bisa bikin stres hilang. Pelampiasan emosi. Begitulah kira-kira.
Hari-harinya juga tambah nggak bersemangat. Kalau dulu ada dia, tidur malam bisa mulai jam sebelasan. Sekarang, jam delapan udah masuk kamar, siap-siap tidur. Pagi juga nggak seheboh kalau ada dia. Secara hebohnya disebabkan menyiapkan sarapan dan bekalnya dia yang berangkat sekolah jam enam pagi. Sekarang, Ibu bisa agak leha-leha nyiapin makanan. 
Kalau dulu, pas ada dia, saya suka banget keluar beli jajan. Kebab, burger, cilot, es jus, atau makanan lain bersama dengannya. Tapi, sekarang... malas, ah. Malas nggak ada temannya. :D

Hanya saja, orang bilang, kalo anak/sodara perantau dikangenin, dianya di sana bisa ga betah. Karena itu, kangen-nya di simpen baik-baik. Dicurahkan sebagai sebentuk doa, supaya dia baik-baik di sana. Lancar segala kegiatannya di sana. Semoga Allah-pun selalu menjaga si bungsu. Amin.

Sabtu, April 20, 2013

Bungsu, naik bis pertama kali

Pertama kali si Bungsu naik bis. Tidak sendirian, sih, aku tetap ikut menemaninya. Hari Sabtu kemarin, tanggal 20 April 2013 kami berdua berangkat ke Malang jam 6 pagi. Niat awal adalah mencari tempat kos dan bayar bimbel di SSC. Bukan, bukan aku. Itu buat si Bungsu. 

Pukul setengah 10 kami sampai di termina Arjosari, lalu naik angkot ADL menuju dinoyo, tempat tinggal Niskha. Rencananya di sana, aku mau pinjam motor saja. Pergi cari tempat kos dan bayar bimbel cukup merepotkan jika naik angkot. Setelah makan, aku minta ijin untuk berangkat. Tujuan pertama adalah ke tempat kos. Si bungsu dapat tempat ini dari temannya. Tempatnya memang bagus. Ada tiga lantai, tempatnya juga bersih. Tapi, sedikit kendala di harganya. Pas tahu harga per kamarnya sempet bikin ngucap Astaghfirullah sih. Gimana ga, satu kamar harga paling murah Rp. 650.000,- / bulan. Ada lagi satu kamar seharga Rp. 975.000,- tapi bisa ditempati sampai 4 orang. Tiap nambah seorang, harganyapun nambah Rp. 50.000,- berlaku untuk semua kamar. Sebenarnya mau ambil yang Rp. 975.000,- dan akan diisi anak 3. Jadinya kan, Rp. 1.075.000,- dibagi 3. Lumayanlah bayarnya sekitar Rp. 360.000,-/anak. Tapi, si bungsu bilang mesti nunggu konfirmasi dari temannya yang mau nge-kos bareng.

Akhirnya sambil nunggu dan mikir, kami pamit dulu, mau bayar bimbel. Di SSC, ternyata untuk bulan April pembayaran nggak boleh dicicil. Ya ampun, ini bungsu dapat info darimana sih, kok salah? Mana bawa duit cuma sedikit. Ga sampai 1 juta, padahal SSC bayarnya Rp. 1.415.000,-. Haddeeehhh, akhirnya dengan bismillah, aku coba memberikan penjelasan yang lebih mirip alasan pada bagian administrasi SSC, hahaha. Dan Alhamdulillah, mereka bisa maklum, dengan janji bahwa saya akan melunasinya tanggal 25 April 2013.

Urusan bimbel, done:)

Tinggal tempat kos. 
Coba masuk gang tikus untuk cari alternatif tempat kos. Ternyata banyak kos di sini. Dengan harga terjangkau. Tapi, sayangnya, karena telat nyari, semua tempat kos itu sudah penuh. Bukan rejeki, mungkin. 

Akhirnya, kami mengistirahatkan otak sejenak. Makan Steak and Shake, lalu main ke Matos. Karaoke di instans box karaoke. Lalu foto box. Dan terakhir malah beli DVD di Flamboyan, stand di matos yang jualan DVD. Lengkap banget di situ. Sampai akhirnya kami dapat 13 DVD dengan harga Rp. 80.000,-. 10 keping bonus 3 keping. 

Kami baru pulang pukul 7 malam dan sampai Lumajang pukul setengah 11 malam. Satu hal yang kami lupa. Bahwa kami belum mendapatkan tempat kos. 

*Mendadakbingungdanstres*

Kamis, April 11, 2013

Selamat Ulang Tahun, Lelaki

Selamat ulang tahun, Lelaki
Genap sudah usiamu menginjak ke-28 tahun. Apa kabar kehidupanmu selama 28 tahun ini? 
Apa yang sudah kau dapatkan selama 28 tahun usiamu? Cinta? Pekerjaan yang mapan? Sahabat? Kehidupan yang layak? Sudahkah kau dapatkan semua? Atau masih ada yang tertinggal? 
Hm, tak banyak yang bisa kupanjatkan untukmu. Kau begitu dekat dengan-Nya. Jadi, kau bisa meminta apapun yang kau inginkan langsung pada-Nya. Dan kau lebih bisa ikhlas dan nrimo saat Sang Maha Berkehendak me-pending mimpi dan cita-citamu.

Aku hanya berdoa, agar kau mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat, bertemu dengan jodoh yang terbaik, dan menjadi manusia yang keren, hahaha. Eh, tapi itu memang doa yang serius dariku. Bukan bercanda, meskipun aku mengakhirinya dengan tawa. Karena aku memang selalu berusaha bercanda denganmu. Ah, rindunya melihat tawamu, Teman. 

Well, sekali lagi aku mengucapkan Selamat Merasakan Hari Lahir Kembali, Lelaki. Selamat menjalani usia yang ke-28 tahun. Selamat menikmati 'kedewasaan'mu yang lebih matang.


Senin, April 08, 2013

Merindu Kangen

 
 (Di Sini lah gambar diambil)
 
"Mau kemana, Pangeran?" tanyaku pada suatu malam. Saat itu pangeran baru saja turun dari mobilnya yang berwarna merah.
"Mau ketempat dia," jawabnya.
Dan entah kenapa, dengan PD-nya aku langsung bilang, "tunggu sebentar, ya!" Lalu masuk dan ganti maju.
Ya Tuhan, padahal Pangeran belum tentu mengajakku. Tapi, buat apa mampir kerumah kalau tujuannya tidak mengajakku menemaninya menemui perempuan itu. Hahahaha. PD yang berlebihan.

Itu adalah sepenggal adegan yang tiba-tiba kurindukan dari sosoknya. Pangeran, sebut saja begitu. Ah, dia ini cinta pertamaku. Sejak lima belas tahun yang lalu sampai sekarang, dalam kondisi bercanda apalagi serius, aku tidak pernah mengatakan 'aku suka padamu'. Entahlah. Apa karena aku malu, takut, atau aku sudah merasa nyaman dengan hubunganku bersamanya yang seperti ini.
 
Aku ingat pada suatu malam, saat kami pulang dari sebuah acara sekolah. Aku datang bersamanya waktu itu. Wah, jangan salah sangka, aku tidak pernah bermaksud mendekatinya. Kami hanya pergi bersama, itu saja. Sepulang dari sana, Pangeran bermaksud mengajak makan di pinggir jalan. Bersama teman lelaki kami-sebut saja Pria-kami pilih salah satu penjual nasi bungkus yang tergeletak di sudut trotoar.
 
"Kamu pesan apa?" tanya Pangeran padaku. Aku melongo sejenak. Entah untuk apa. Sedangkan Pria sudah membawa duduk dua bungkus nasi dan krupuk.  
"Oh, ehm, STMJ aja," jawabku.
"Maem apa?"
Aku menggeleng, sambil duduk di sebelah Pria. "Nggak wes, aku ga laper."
Lalu kulihat Pangeran memesan minuman, lalu duduk disampingku. "Mie itu mau ga? Aku pengen nyoba, tapi berdua yo, takut ga habis."
Aku tidak sempat menjawab, karena Pangeran sudah duluan memesan mie tektek yang nongkrong di sebelah penjual nas bungkus.

Pesanan datang. Dan, tebak apa?? OMIGOT, yang datang adalah Es Teh. Saat protes, Pangeran bilang, "Lho, bukannya tadi pesan es teh? Salah, ya? Pesan lagi, ya?"
Kalau saja itu orang lain, mungkin aku sudah merajuk dan pesan lagi. Tapi, karena itu adalah Pangeran, maaf ya... itu tidak terjadi. Bayangkan, tengah malam harus minum es teh, bukankah itu pengorbanan? Ya Allah, hebatnya aku \(^_^)/
Lalu mie tektek datang, dan kami menyantapnya sepiring berdua. Tidak ada malam yang membahagiakan dibandingkan malam itu. Sepiring berdua? Maaf ya, Pria, secara tidak langsung kau bertransformasi menjadi obat nyamuk, hahaha.
Tapi, sepertinya Pria tidak terlalu memperdulikan. Dia asyik dengan makanannya sendiri. Ah, Pria, terima kasih untuk memberikan ruang bebas padaku dan Pangeran. 

Banyak hal yang tiba-tiba kurindukan tentang Pangeran. Secara tidak langsung, cinta pertama itu berwujud nyata dalam hatiku. Meski tak pernah kubilang, aku merasa, cintaku tak sia-sia. Saat SMA adalah saat paling dekat aku dengannya. Setiap kegiatan, meski tidak semuanya, hampir kulalui bersamanya. Bersama teman yang lain tentunya. 

Sampai suatu hari, aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Cinta itu terkubur. Tapi bangkit lagi, saat orang lain itu 'bercumbu' dengan yang lain dan mengingkari janji kami. Janjiku yang mengatakan akan kembali, tapi nampaknya terlalu lama untuk ditunggu.

Merindu kangen.
Aku merindukan kisah cinta pertamaku
Ah, tunggu ceritaku selanjutnya, ya :))


Rasa itu tak bisa dipaksa

Apakah setiap rasa suka harus berbalas? Apakah setiap perhatian harus disambut dengan perhatian? Apakah setiap rasa harus diterima? Kalau jawabannya iya, berapa banyak pasangan yang dimiliki oleh seseorang?? Maka rasa itu harus mengikuti hati, kan? Jika hati kita mengatakan 'Maaf, saya tidak bisa membalas perasaanmu', maka kita tak bisa memaksanya, kan?

Aku bukannya tidak ingin berhubungan dengan siapapun. Tapi, untukku, saat ini, aku tidak sedang menyukai siapapun. Salahkah? Aku rasa tidak. Karena ini perasaanku. Sebut saja namanya Lelaki. Lelaki ini adalah kakak tingkat saat kuliah dulu. Dia pernah menyukai temanku, jadi aku pernah tahu-lah pas kuliah dulu. Lalu lama kami tidak berhubungan. Bahkan aku sudah lupa padanya. Karena memang tidak ada yang membekas dalam benakku tentangnya. Lha, untuk apa memangnya aku mengingatnya? Hanya karena dia menyukai temanku, bukan berarti aku ada memori tentangnya.

Kemudian, beberapa bulan yang lalu, lama sih, dia chatting ke tempatku. Sebagai mantan adik tingkat, aku menyambut itikad baiknya untuk menyambung silahturahmi. Kupikir semua berjalan lancar, tanpa pamrih, dan apa adanya. Lalu dia mengajak bertemu. Oke saja, karena aku memang sedang santai. Dari situ, jujur, ada satu sikap yang tak kusuka. Tangannya yang ramah sekali. Atraktif dan suka menyentuh. Meskipun itu hanya menyentuh tangan, kepala dan pundak. Aku tidak suka.

Sejak itu, aku membatasi hubunganku dengannya. Bahkan aku sudah mengatakan, kita hanya berteman saja. Suatu hari, dia menelpon dalam waktu yang lama dan setuju berteman dan baik-baik denganku. Namun,kemarin dia kembali membahas ini. Saat aku bilang, kita berteman saja, lalu kenapa dia tidak bisa terima?

Bagaimana mungkin seorang lelaki akan berkata "Sudahlah, biarkan saja, biar saya saja yang sakit" WHAAATT??? Aku rasanya ingin terbahak. Baru kali ini menemukan 'lelaki' segalau itu. Atau kadang dia akan mengatakan seperti ini, "Ehm, saya mau bilang sesuatu... ah, ga jadi deh." 

Jika aku memilih untuk tidak membuka hati bagi lelaki itu, salahkah? Bagaimana mungkin AKU MEMPERCAYAKAN DIRI DAN HATIKU PADA SESEORANG YANG MINDER DAN TIDAK PERCAYA PADA DIRINYA SENDIRI?

TIDAK!!! Aku tidak sedang mencari pendamping seperti itu. Aku tidak mencari seseorang yang selalu berkeluh kesan tentang hatinya, dan mencurahkan isi hatinya padahal belum menjadi apa-apa. Bagaimana mungkin seorang lelaki curhat tentang seseorang yang disukainya pada orang yang bersangkutan. 

Perasaan itu tidak bisa dipaksakan. Oleh siapapun. Dalam kondisi sesakit apapun. Ya Allah, bukan maksud hati ingin menyakiti, hanya saja aku tidak bisa membuka hati buatnya. Semoga Allah memberi kekuatan bagi kami.
 

Sabtu, April 06, 2013

Selamat Jalan, Pak Yasin

Innalillahiwainnailaihiroji'un...
Satu kata yang aku gumamkan saat membaca sebuah pesan dari seorang teman. Bahwa telah berpulang guru kami tercinta, guru agama saat kami berseragam SMA, Bapak Yasin. 

Ya Rabb, sungguh kematian itu berjarak sangat dekat dengan kami,tanpa kasi sadari, tanpa kami ketahui. Kematian yang akan mengantarkan kami pada kehidupan yang lebih abadi. Kematian yang merupakan jembatan bagi kami untuk memulai kehidupan baru di alam sana. Alam yang tak pernah bisa kami bayangkan rupanya, namun sudah banyak buku yang mengisahkan itu.
 
Kematian menghampiri siapa saja tanpa pandang usia, status, kelamin, dan tanpa permisi. Jika sudah ketetapan-Nya, maka siapapun orangnya takkan bisa bersembunyi. Keranda bahkan selayak pesawat yang bebas hambatan, tak peduli cuaca hujan atau panas, keranda akan tetap berangkat. Rumah dan harta di dunia serupa akomodasi yang diberikan selama manusia berdinas di dunia. Jika sudah saatnya pensiun, maka yang dimiliki hanyalah sepetak rumah berukuran 2 x 1 meter saja. Tidak ada tempat tidur, tidak ada kursi meja, tidak ada teman dan kerabat.

Kematian yang tidak terduga, mengharapkan kita-manusia-untuk selalu berbuat baik. Mengamalkan yang baik-baik sebagai bekal untuk di tempat sana. Dan aku rasa, Pak Yasin sudah mendapatkannya. Amin, amin, amin YRA.

Pak Yasin adalah guru yang paling sabar dan murah senyum. Ucapannya yang lirih namun menyentuh, adalah hal yang paling kami ingat. Menurut beberapa teman, pagi tadi beliau masih mengajar. Masih mencukur rambut beberapa siswa yang gondrong. Baru sore, tepatnya setelah magrib beliau dikabarkan meninggal. Penyebabnya adalah tersengat aliran listrik. Astaghfirullah. Sungguh, Allah Yang Maha Kuasa. Maha Berkendak. Maha Tahu. Maha Menentukan. Dia berhak mengambil nyawa umat-Nya dengan cara apapun. 

Ya Allah, meski aku bukan orang baik-baik, namun semoga doaku sampai pada-Mu. Ampunilah dosa guru kami, yang telah dengan ikhlas mengajarkan kami tentang agamamu. Berilah dia di tempat yang baik, dengan kubur yang lapang dan kelancaran menjawab pertanyaan malaikat-Mu. Ya Allah, berikanlah keberkahan pada akhir hidupnya. Berilah ketabahan dan kesabaran bagi keluarga yang ditinggalkan. Amin

Selamat jalan, Pak Yasin... Kebaikan dan kesabaranmu dalam mengajar dan berbagi ilmu kepada kami semoga menjadi cahaya yang menuntunmu ke surga Allah

Kamis, April 04, 2013

M.E.N.D.E.N.G.K.U.R

Mendengkur? Hm, istilah itu mungkin sangat-sangat tidak asing di telinga kita. Kebiasaan tidur yang mengganggu orang di sekitar kita. mendengkur adalah suara yang dihassilkan saat kita menarik nafas selama dia tidur, yang pada gilirannya menyebabkan getaran di langit-langit lunak dan benda yang mengantung di bagian belakang tenggorokan (uvula)

Mendengkur adalah salah satu gelaja gangguan tidur yang serius (Obstructive Sleep Apnea (OSA)) yang tidak bisa disepelekan, karena gangguan ini bisa menyebabkan si penderita terkena serangan jantung. Apalagi hal ini di picu oleh masyarakat Indonesia yang banyak mengidap hipertensi dan diabetes. Jika tidak diatasi gangguan tidur ini, maka ada kemungkinan akan terserang penyakit lainnya.

Untuk mengatasi gangguan tidur itu, seseorang harus mengetahui penyebab dari kebiasaan mendengkur. Beberapa hal ini yang menyebabkan kebiasaan mendengkur antara lain :

1. Gaya hidup
Sebagian besar penyebab mendengkur akibat gaya hidup yang tidak sehat, untuk itu penangannya pun cukup dengan mengubah gaya hidup yang sudah ada menjadi lebih baik dan sehat.

2. Kelebihan berat badan
Berat badan berlebih baik akibat terlalu banyak makan atau situasi medis terkait seperti gangguan tiroid adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap mendengkur. Jika penyebabnya ini, maka penurunan berat badan bisa memberikan kontribusi yang baik dalam mengatasi dengkuran.

3. Merokok
Rokok diketahui bisa memiliki dampak yang buruk bagi tubuh, salah satunya adalah menghalangi jalan napas, pembengkakan selaput lendir di hidung, pembengkakan jaringan di tenggorokan dan penyumbatan kecil di paru-paru. Kondisi ini bisa memicu orang mendengkur, karenanya untuk mengatasi ini harus berhenti merokok.

4. Konsumsi alkohol
Alkohol menyebabkan terlalu besarnya relaksasi saluran napas selama tidur serta membuat suara dengkuran semakin keras. Kondisi ini yang membuat peminum alkohol lebih rentan mendengkur.

5. Ada masalah medis
Gangguan medis apa pun yang menyebabkan penyumbatan hidung, tenggorokan atau paru berpotensi mengembangkan dengkuran. Namun bisa juga disebabkan oleh adanya gejala diabetes atau hipotiroid. Oleh karena itu pengobatan terbaik untuk mendengkur ini adalah mengobati masalah medis itu sendiri atau yang mendasarinya.

6. Pola tidur yang tidak stabil
Jika seseorang memiliki kebiasaan tidur yang tidak seimbang maka mengakibatkan perkembangan ketidakstabilan pernapasan yang sangat signifikan saat tidur, sehingga memicu dengkuran. Untuk itu usahakan untuk memiliki pola tidur teratur dan tidak terbangun beberapa kali saat tidur malam.

Dan berikut adalah beberapa tip bagi penderita untuk mengatasi kebiasaan mendengkur saat tidur :

1. Miringkan badan saat Anda mau tertidur. Hal ini penting agar sirkulasi oksigen keluar masuk dengan lancar.

2. Upayakan untuk menurunkan berat badan bagi Anda yang merasa gemuk. Hal ini sangat penting karena kebanyakan penderita gangguan ini adalah orang yang berkelebihan berat badan hingga memicu penyakit kardiovaskular.

3. Rutin olahraga pagi, ini penting untuk membantu peredaran darah dalam tubuh.

4. Pemberian oksigen dengan alat CPAP-BIPAP langsung ke daerah sekitar hidung dan mulut, jika dirasa gangguan bernapas ini sudah memperburuk tubuh Anda.

5. Tetap terhidrasi dengan minum banyak cairan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. hal ini bisa mencegah seseorang mendengkur karena adanya lendir di hidung. Kondisi tersebut terjadi saat tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi 

6. Bersihkan rongga hidung, karena hidung tersumbat bisa meningkatkan resiko mendengkur. ini membuat seseorang harus bernafas melalui mulut bukan hidungnya.

sumber : Okezone health




Rabu, April 03, 2013

Surat Untuk Ebi :)

 
Assalamu’alaikum Wr Wb.

Hai Saudaraku... apa kabarmu di seberang sana?
Kuharapkan kau selalu dalam pelukan Allah, ya. Oh ya, Bang Lito juga apa kabar? Sepertinya sedang semangat-semangatnya bekerja ya?? Kangen sekali ingin bertemu dengan kalian.

Ingat tidak?? Selama ini aku hanya mengetahui tentang sosok bang Lito hanya dari suaramu yang merdu. Dari cerita-ceritamu yang selalu membuatku iri. Hahaha, iri yang baik kok, Bi. Iri ingin memiliki tulang punggung dan belahan jiwa seperti dia. Apa?? Aku harus menjadi sepertimu?? Hahaha... Mungkin juga ya? Aku memang ingin belajar sepertimu. Bukan menjadi mirip kamu, tapi bersikap lembut, dewasa, dan baik sepertimu.

Beberapa hari kemarin, aku merasakan rindu yang luar biasa padamu, Gerimis. Eh, jangan bilang kau lupa panggilan itu. Gerimis, kan nama panggilanmu. Senja itu panggilan nona Acha, sedangkan Pelangi itu punyaku. Hahahaha... siapa coba yang kasih nama itu, ya?

Aku ingat, pertama kali satu kelompok denganmu saat AMT. Kita harus mengingat nama-nama teman satu grup yang jumlahnya 30 orang. Dan kau adalah satu-satunya yang bisa mengingat semuanya. Lalu aku rindu saat kita senam setiap Rabu dan Sabtu. Harus bangun pagi-pagi banget. Terus gerak-gerak seksi di sela-sela kabut puncak, ditemani instruktur cantik yang ga kalah seksi. Terus, sarapan ala orang barat, pake omelet, roti bakar, jus. Halah, ingat ga, gara-gara itu, perut pribumi kita tidak bisa menerima dan akhirnya... kau tahu kan, D.I.A.R.E. hahaha. Kau ingat, tiap ke kelas, beberapa dari teman kita selalu membawa bekal roti bakar dan memakannya saat perut mendadak keroncongan sebelum jam coffee break.
Aku rindu saat kita ber-karaoke bersama atau bernyanyi di resto. Sio mama, lagu yang kau nyanyikan. Benar tidak? Aku rindu bermain UNO di kamarmu. Berapa nomor kamarmu dulu? Yang kuingat 234, benar tidak? Tiap libur kelas, aku selalu main ke kamarmu, bareng bang Azhar, Mas Hari, bang Uchin, Anesh, hm.. siapa lagi ya? Oh ya, ni Ul, ni Yanti, dan beberapa orang lainnya yang sering main ke tempatmu. Apalagi sepeninggal Nadeth pulang ke Makassar lebih dulu, aku makin sering main ke tempatmu. Sayang sekali, kita baru dekat saat pendidikan sudah hampir selesai. Tapi, aku bersyukur sekali, Alhamdulillah pada Allah, meskipun waktunya hanya sebentar Allah masih memberikan kesempatan untukku mengenalmu, Saudaraku.

Aku merindukan momen bersamamu.

Oh ya, satu lagi yang luar biasa. Bagaimana mungkin tiba-tiba aku bisa mendadak ikut ke Lembang bersamamu dan bang Azhar. Ya ampun, ga nyangka aku. Itu adalah hal terbaik dan terhebat buatku. Mengenal mbak Titi yang luar biasa melaluimu, Ebi. Ah, pokoknya luar biasa deh.

Maaf, ya, Ebi, aku tidak bisa datang saat pernikahanmu dulu. Tapi seperti janjiku, bingkisan sederhana dan doa aku kirimkan melewati lautan. Dan Thanks, God, itu bisa sampai ke tanganmu dengan selamat. Sempat was-was dan tidak percaya pada pak pos, takut bingkisannya dibuang ke laut, hahaha.

Aku masih ingat, bagaimana bahagia dan terharunya aku saata khirnya  kamu mengatakan ada janin dalam rahimmu. Aku langsung menelponmu dengan riangnya. Ya Tuhan, aku bakal jadi tante untuk satu keponakan lagi. Subhanallah. Aku sudah membayangkan, kalaupun tidak bisa datang ke Ambon pada acaranya nona Acha, aku akan datang saat keponakanku itu lahir.

Lalu tanggal 22 Maret 2013 lalu, kau tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan singkat padaku. Janinmu sudah meninggal. Buah hati yang belum sempat kau sentuh, kau lihat dan kau dengar tangisannya. Kau dan bang Lito memanggilnya ‘abang’, kan? Boleh aku memanggilnya begitu juga? Aku shock Ebi, mendengar abang kecil dipanggil Allah lebih dulu. Aku tahu betapa kau sangat mengharapkan kehadirannya. Jujur, saat itu aku tidak menangis. Aku diam. Tapi, justru itu membuatku sakit. Lucu ya? Bukan aku yang kehilangan, tapi aku merasakan sedih yang hebat. Bahkan ketika kau bilang bahwa abang kecil sudah meninggal sebulan lamanya dan kamu baru mengetahuinya. Sungguh kebesaran Illahi, kau tidak sampai keracunan, Sayang. Bahkan tanpa dikuret, rahimmu sudah bersih.

Aku mungkin tak bisa menguatkanmu. Karena aku tahu kau perempuan yang kuat. Dibandingkan dengan yang menghiburmu, mungkin kau jauh-jauh lebih kuat. Alla mencintaimu, Ebi. Juga mencintai Bang Lito. Dia Yang Maha Cinta tengah mengujimu. Menyiapkan kalian untuk naik tingkat. Percayalah, abang kecil tengah menunggu kalian di surga Allah. Dan seandainya dia punya kesempatan bicara dengan kalian, dia pasti akan mengatakan ‘aku bangga menjadi putra ummi dan abi’ seperti aku bangga menjadi sahabatmu, Perempuanku. Ah, tidak... dia lebih bangga lagi.

Kau selalu mengatakan, sabarlah sayang, Allah pasti punya rencana terbaik. Sekarang, semoga engkau bisa lebih tenang dan sabar. Lebih meredakan air matamu. Aku tak bisa bilang ‘sabar, ya’ karena pasti sudah begitu banyak orang yang mengatakan itu. Aku hanya bisa bilang, ceritalah padaku jika itu mampu meringankanmu. Sms aku jika kau butuh teman untuk bicara, maka aku akan menelponmu. Kita akan cerita-cerita, sama dengan saat aku sering bertukar cerita denganmu di kamarmu.

Kau mau mendengar ceritaku?
Aku punya sahabat dekat. Dian namanya. Dia sahabat kuliahku, hingga sekarang. Eternal friendship, hahaha. Dia sama denganmu, Ebi. Kehilangan janinnya sebelum Allah menghadirkannya dalam pelukan. Kalau kau kehilangan saat usia kandunganmu menginjak 4 bulan. Dia kehilangan saat janinnya berusia 7 bulan. Tapi, sekarang dia sudah bisa tersenyum dan bercanda. Dulu, mungkin dia sepertimu. Menangis dan memendam kerinduan yang luar biasa. Tapi, sama denganmu juga, dia memiliki keluarga dan suami yang tak kalah luar biasanya. Dia merasa, jika sedih terus, maka orang-orang yang meyayanginya juga akan ikut sedih. Kalau Ebi ingin nomor telponnya, aku akan memberikan. Mungkin Ebi bisa berbincang dengannya.
Lalu, ada juga teman SMA yang pada bulan yang sama kehilangan belahan hatinya. Selama 11 tahun bersama, Allah akhirnya memisahkan mereka. Bukan untuk menjauhkan, tapi untuk mempertemukan mereka kembali di tanah Surga-Nya.

Jadi, jangan menangis lagi, Ebi. Air matamu itu, jangan membuat abang kecil sedih. Tersenyumlah. Karena sungguh cantik saat kau melengkungkan bibirmu. Serupa gerimis yang menyejukkan.

Kita belajar bersama, Saudaraku. Bukan hanya tentang kehilanganmu, tapi juga bagaimana kita menerima semua skenario-Nya yang maha dahsyat. Aku yakin kau sudah mampu menerima dan mengikhlaskan abang kecil. Hanya saja, gerimismu masih seperti badai yang mencemaskan.

Aku menunggu gerimis yang rintik, Ebi.
Aku menunggu senyum seorang Ebi Waliulu.

Baiklah, aku akan menulis surat lagi nanti. Dan kuharap saat itu, kau sudah berkata ‘hatiku sudah membaik.’

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

.