Minggu, Maret 31, 2013

Keajaiban Adzan dan Sholat Shubuh


gambar diambil dari sini


"Ash shalaatu khairun minan naum"

Jika kita terjemahkan, akan berarti "Sholat itu lebih baik daripada tidur". Tetapi coba perhatikan baik baik. Mengapa kalimat itu hanya dikumandangkan saat adzan subuh saja?

Dalam kalimat itu Allah SWT ternyata sedang memberikan isyarat kasih sayangnya pada kaum muslimin, sebuah isyarat yang sering kita abaikan maknanya.

Lalu mengapa isyarat itu justru dikumandangkan hanya pada adzan shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain?


Penjelasan Ilmiahnya:

Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih mendapati sebuah kesimpulan jika puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang.

Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN).

Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.

Pada tegangan saraf parasimpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.

Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sama lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur.

Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk Anda dan saya maupun bayi Anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian / Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Allah SWT kepada manusia.

Furchgott dan Zawadsky pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diselidikinya (dikerok).

Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu Asetilkolin.

Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.

Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.

"Jadi inilah yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, suatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu".

Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan / melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida.

Ketiga peneliti itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.

Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak dan olahraga.

Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi / sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita.

Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular.

Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise, yaitu wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular, tanpa manusia menyadarinya.

Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejang, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis).

Dengan exercise, tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan saling merangkul.

Sejak awal kedatangan Islam, Allah menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun.

Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasih-Nya pada hamba-Nya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar
 
Artikel disalin dari sini

Kejarlah Mataharimu

Di sini ada satu kisah
Cerita tentang anak manusia
Menantang hidup bersama
Mencoba menggali makna cinta
Tetes air mata… Mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita… Tak akan berhenti
mengejar…Matahari
Tajamnya pisau takkan sanggup
Koyakkan cinta antara kita
Menembus ruang dan waktu
Menyatu di dalam jiwaku
(Mengejar Matahari by Ari Lasso)  

Sore ini, ada sebuah konser cinta live di sebuah stasiun televisi swasta. Konser yang digelar oleh Ari Lasso, salah satu penyanyi favoritku. Hei, Ari Lasso ini juga favorit Nadeth, saudara perempuanku dari Makassar. Sumpah, dia seneng banget sama kang Ari ini. Jadi ingat juga, pas dulu kita jadi penonton di empat mata, eh, kebetulan bintang tamunya saat itu adalah Astrid dan Ari Lasso. Oia, sama Sandi siapa gitu. Dia partnernya Ari Lasso saat nyanyi lagi Satu Cinta (kalau ga salah :D)

Nah, sore ini aku kembali mendengar Ari Lasso menyanyikan sebuah lagu yang menurutku keren banget. Mengejar Matahari. Sebuah lagu yang bermakna betapa rugi jika kita menyerah pada sebuah mimpi. Karena kita tak kan pernah tahu sudah seberapa dekat kita dengan mimpi kita. Benar tidak?

Tuhan membiarkan kita bermimpi karena Tuhan ingin kita menjadi manusia yang berharap. Karena tanpa harapan dan mimpi, kita takkan berarti apa-apa. Ya, meskipun ibaratnya mimpi kita adalah serupa mengejar matahari, yang secara nyata mustahil kita gapai, tapi Tuhan tahu kekuatan manusia yang berusaha. Gunung-pun dapat dipindahkan jika manusia mau. Kemampuan manusia itulah yang Tuhan tak ingin sia-siakan. Karena itu, kerjarlah mataharimu. Buatlah sebuah kisah tentang mimpi dan harapan yang menjadi nyata. Mimpi dan harapan yang selalu dipenuhi oleh semangat dan cinta. 

Mungkin lagu ini juga bercerita bahwa jangan pernah menyerah saat kau merasa mencintai seseorang. Jangan menyerah hanya karena satu atau beberapa alasan. Kau tahu kenapa? Karena saat kau memutuskan mencintai seseorang itu, kau tidak membutuhkan alasan apapun, kan?

So, mari kita berlari penuh semangat menuju matahari tenggelam. Atau berlari dengan senyuman dan binar mata cerah menyambut mentari pagi. Jangan biarkan gelap membuat hidupmu tidur selamanya. Karena mimpi, harapan dan cinta hanya hadir untuk orang-orang yang bangun dan hidup :D :D

Rabu, Maret 27, 2013

Tulisan dari Ebi >> BERNANAH MERINDUMU

Rasa rinduku padanya membuatku selalu meneteskan air mata dalam setiap sujudku. Berharap suatu hari Allah Sang Maha Berkehendak akan segera mempertemukan kami, di bawah langitnya.  Ya Rabb, aku mohon kesempatan untuk segera berjumpa dengannya. Tidak hanya memberinya kekuatan, tapi lebih untuk berbagi rasa dan asa. Karena kekuatan itu sendiri sudah terhujam kuat dalam hatinya. Dan tulisan di bawah ini adalah bukti betapa kuat, ikhlas, dan hebatnya perempuan ini. Dengan membacanya, aku berharap bisa menjadi perempuan sekuat dan setabah dia. Dengan membacanya, aku berharap suatu hari Allah akan mempertemukanku dengan lelaki seperti suaminya. Dengan membacanya, aku berharap Allah mencintaiku seperti Allah mencintainya.

Tulisan di bawah ini adalah curahan hati atas kerinduannya.

Bernanah Merindumu

Anakku sayang,
Apa kabarmu disana? Ummi kangen kamu nak. Mata ini masih saja terus berair bila mengingatmu. Hati ini masih saja seperti teriris setiap melihat atau mendengar sesuatu tentang bayi dan kehamilan. Ummi kangen kamu nak.

Sayangku,
Ummi bukan tidak ikhlas melepasmu. Bukan seperti itu sayang, jangan sedih ya. Ummi ikhlas melepasmu, apalagi abi-mu sungguh luar biasa hebatnya menyuntik pikiran postif dalam hati dan ppikiran ummi. Tangisan ummi bukan tangisan penyesalan apalagi ketidakikhlasan. Tangisan itu adalah tangisan rindu. Menyuruh ummi berhenti menangis sama saja menyuruh ummi berhenti merindumu. Tidak mungkin, sayang

Kadang ummi bertanya tanya, kenapa kau tak mau berlama lama di perut ummi, lalu ummi lahirkan lalu kita saling membalas senyum. Tapi, ummi tahu kamu tak bisa menjawabnya karena hanya Allah-lah yang tau kenapa kita tak bisa saling membalas senyum dan saling memeluk. Ummi kangen, nak..

Anakku,
Boleh ummi cerita sedikit tentang hari hari ummi tanpamu? Redup rasanya nak. Tapi kau tahu, abi-mu lah pelitanya. Abi-mu lah yang menjadi malaikat dalam hidup ummi. Menjadi pria yang sungguh luar biasa mendampingi ummi. Ummi bangga telah memilih lelaki hebat untuk menjadi ayah dari anak anak ummi kelak, insyaAllah.

Nak,
Ummi tahu, kepergianmu menyisakan sakit dan sesak di hati abi-mu. Tapi ia tak pernah menunjukkannya. Berjam jam setelah mengetahui pergi-mu, ummi yang entah sudah berapa liter airmata yang tumpah, tak melihat air yang sama di wajah abi. Abi berusaha menahan sedihnya di depan ummi. Hingga akhirnya, ummi mendengar air mata pertama abi untukmu tumpah di atas sajadah saat sujudnya. Abi-mu memilih Allah sebagai pendengar tangisan pertamanya. Abi-mu berhasil dampingi ummi melewati saat saat kamu harus ummi lahirkan dengan penuh sabar, tidak tidur tapi juga tidak mengeluh. Betapa hebatnya abi-mu nak.

Sayangku,
Kami berdua merindumu. Setiap hari kami mengunjungi makammu dengan senyum. Kami tak ingin kau melihat kami berderai air mata lagi. Karena kamu sudah senang di sana kan nak? Tak ada alasan kami bersedih disini. Kamu lebih bahagia disana kan? Berlarian di taman surga. Bercanda dengan malaikat malaikat kecil lainnya. Ah, indah sekali. Tunggu kami ya nak. Semoga ummi dan abi bisa mengumpulkan bekal yang buuuuaaaaanyak sekali supaya bisa berkumpul bersamamu di surga.

-------------------------------
Catatan ini aku salin dari blog saudaraku yang luar biasa, Febry Waliulu

Ingatanku sudah mulai berkurang, ya? :D

Ingatan manusia itu sungguh terbatas ya ternyata. Atau sebenarnya ingatanku saja yang aneh? Beberapa hari ini mendadak sepertinya aku gampang lupa akan sesuatu. Kadang meskipun aku berusaha mengingatnya, tetap saja hal itu tidak bisa langsung kembali. Ah, payah!

Bertemu dengan seseorang yang mengenal baik kita, tahu tentang sesuatu yang berhubungan dengan diri kita, namun kita sama sekali tidak punya 'kenangan' atau 'gambaran' tentang sosoknya? Pernahkah terjadi dalam hidupmu? Hahahaha, aneh, kan?

Seperti hari ini. Pas main ke tempat IKM (industri kecil menengah-istilah yang kugunakan untuk menyebut para produsen makanan olahan) seorang gadis yang menerima kedatangan kami (karena aku datang berdua dengan teman kantor). Dari awal melihatku, dia sudah memanggil namaku 'mbak vina'. Sedangkan aku, wah, boro-boro tahu namanya, mengingat wajahnya saja aku merasa kesusahan. 

Memori bekerja dengan paksa, mem-push diri untuk mengingat dimana gerangan aku mengenal gadis ini. Tentu saja di sini, tapi saat pertama mengenalnya itu dalam rangka apa ya?

Nihil! Tidak ada satu-pun gambar yang terekam tentang gadis itu. Oh, ya karena si empunya produk sedang keluar, jadilah kami berbincang dengan gadis itu. Aku masih saja berusaha mengingatnya, sambil membiarkan dia bicara dengan teman kantorku. Ah, benar-benar payah nih otakku, sama sekali tidak bisa mengingat. Tapi, ya sudahlah, mungkin gadis ini mengenalku saat aku kunjungan kemari dulu.

Yang membuatku cukup heran dan syok adalah, dia bahkan mengenal adik-adikku. Dek Vicky dan dek Vira. Pas aku tanya bagaimana dia kenal dek Vira, dia bilang, "kan aku teman mbak vina di FB"

What!!!! Benarkah? Ya Tuhan, FB benar-benar luar biasa ya? Aku saja tidak tahu sudah berteman dengannya. Dasar, asal konfirm aja, sih! :D
Kalau tentang dek Vicky aku ga terlalu terkejut, karena di pabrik inilah adek lelakiku itu magang untuk memenuhi skripsinya. Beberapa kali dia datang kesini untuk mencari data, jadi wajar kalau gadis yang belakangan kutahu namanya Risa ini mengenal baik adikku. 

Hm, mungkinkah usia yang mengakibatkan seseorang mudah lupa?? Hahaha, sudah setua itu ya aku??

d(^^)b

Selasa, Maret 26, 2013

Pertanyaan itu muncul lagi

Dan akhirnya pertanyaan itu muncul lagi. Kenapa harus kamu, Vin? Kok bisa ga jadi? Kalau kalian sama-sama belum beranjak menikah, kenapa kalian putus dulu? Kenapa tidak balikan saja?

Ah, hela nafas sejenak.

Mendengar tanya itu, aku tersenyum sebentar. Hhh... cerita itu sudah dua tahun yang lalu, tapi masih saja banyak yang bertanya. Setiap bertemu dengan orang baru atau teman lama, beberapa diantaranya, entah tahu darimana, selalu menanyakan hal yang sama.

Aku tidak keberatan. Tapi, itu artinya mau ga mau aku harus membuka kembali album yang perlahan kututup. Membukanya berarti mengingatnya kembali. Bukan, aku tak pernah bermaksud melupakan itu. Karena setuju atau tidak, aku banyak mengambil pengalaman dari kisah lampau. Paling tidak aku bisa lebih berhati-hati memilih hati yang baru.

Sebenarnya, aku tidak lagi sedih mengingatnya. Kalau pertanyaan itu muncul dua tahun yang lalu, sebulan setelah cerita itu berakhir, atau enam bulan setelah hubungan itu kandas, mungkin aku akan menjawab betapa hancurnya hatiku, depresi, stress, sedih dan terpuruk.

Tapi, dalam perjalanan sampai aku berdiri di sini, aku mengerti bahwa itu bukan sedih. Aku banyak belajar dan menemukan hal lain untuk membantuku mengatasi hal itu.

Itu bukan sedih. Mungkin boleh stress, tapi bukan alasan untuk terpuruk. Teman perempuanku yang masih mempunyai putra balita, harus kehilangan suaminya karena musibah. Itu yang disebut sedih. Sahabat perempuan yang kehilangan janinnya di saat dia begitu mendamba seorang bayi. Itu yang disebut sedih. Sahabat lelaki yang harus kehilangan putranya. Itu yang disebut sedih.
Perpisahanku bukan apa-apa. jika aku rindu padanya suatu hari nanti, aku masih bisa melihatnya. Berbincang dengannya, mungkin. Menurutku, itu lebih tepat disebut kecewa. Saat harapan tak sejalan dengan kenyataan. Tapi mereka yang dipisahkan oleh dimensi, tak dapat lagi bersua. Itulah yang disebut kesedihan.

Kalau mereka bisa bertahan dengan kehilangan dan perpisahan itu, tak ada alasan bagiku untuk menyerah.

Aku tidak pernah menyalahkan siapapun atas kejadian yang menimpaku. Tidak juga menyalahkan seorang gadis yang mencintai sang mantan jauh sebelum hubungan kami selesai. Dan akhirnya masuk saat hatinya gersang. Meskipun ada rasa sakit yang luar biasa, karena mereka bersama hanya dalam kurun waktu 2 bulan setelah berpisah dariku, aku tetap tak bisa menyalahkan mereka. Gadis itu hanya pandai mengambil momen, dan aku bodoh saat melepaskan itu. Apapun itu, baik atau buruk, aku lebih mengembalikan semuanya pada diriku sendiri. Saat aku menyadari itu, aku bisa melangkah dengan lebih ringan.

Kisahku dengan lelaki berinisial AB itu, resmi aku tutup dua tahun yang lalu. Seperti sebuah pelajaran sekolah yang berakhir dengan ujian. Asaku hanyalah semoga aku bisa lulus dengan baik.


Senin, Maret 25, 2013

catatan untuk seorang Ebi

Allah Maha Mengetahui umur seseorang. Sekali lagi aku mengatakannya. Setelah tanggal 5 kemarin aku mendengar seorang teman kehilangan suaminya, belahan hatinya, sekaligus tulang punggungnya, Jum'at kemarin tanggal 22 Maret 2013, aku kembali mendapat kabar dari seorang teman (perempuan lagi) bahwa dia kehilangan janinnya saat janin itu berusia hampir 4 bulan.

Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Berkehendak..

Aku ingin bercerita tentang perempuan ini. Namanya Febri Waliulu, Nona Ambon yang kukenal hampir 2 tahun yang lalu. Saat itu aku dan ebi-panggilannya- tengah sama-sama mengikuti sebuah pendidikan beasiswa non gelar dari Kementerian Perindustrian di Puncak Cipanas.
Hotel Lembah Hijau, Ciloto, menjadi saksi kebersamaan kami. Awalnya aku benar-benar tak berminat mengenalnya. Kamarnya yang berada di lantai dua dan jauhnya tempat duduk kami ketika di kelas, tak pernah membuatku membayangkan bahwa dia akan menjadi sosok yang sangat berpengaruh bagiku.  

Lalu, dua bulan disana, barulah kami dekat. Bercerita tentang tempat kelahiran masing-masing. Dan saat perpisahan, sambil berpelukan kami saling mengucap janji bahwa suatu hari kami akan bertemu kembali dibawah langit Allah.

Aku menyesal saat tidak bisa hadir di pernikahannya pada bulan Desember 2011 lalu. Tapi, aku senang bahwa bingkisan dan coretan yang kukirimkan untuknya membuatnya bahagia. Lantunan doa yang kupanjatkan semoga juga kelak mengiringi perjalanannya dengan sang suami.

Ebi sangat menginginkan seorang bayi. Dan begitu tahu dirinya hamil, aku bisa merasakan betapa bahagianya dia.
Aku mau bikin tulisan semacam diary gitu, Vin, yang menceritakan tentang perjalanan kehamilanku. Itu adalah ucapannya saat aku menelpon pada bulan Februari, empat hari sebelum kontrolnya.
 
Tepat hari Jumat pula, sebulan kemudian (bulan ini), aku kembali menelponnya. Bukan lagi dengan senyum merekah, tapi dengan rasa sedih yang menusuk. 
Ebi bercerita, kontrol bulan Maret ini dokter menemukan bahwa janin yang dikandungnya sudah meninggal. Dan ternyata dari diagnosis yang dilakukan, janin itu meninggal selama sebulan. Astaghfirullah, tercekat aku mendengarnya.

Terlebih ketika dalam satu bulan tidak ada perubahan pada tubuh Ebi. Bahkan menurut medis, harusnya janin yang meninggal dan tetap didalam tubuh ibunya dalam waktu yang lama akan menyebabkan keracunan pada ibunya. Tapi, kasus Ebi berbeda. Entah apa yang menyebabkan, tapi tubuh Ebi benar-benar sehat. Tak ada gangguan apa-apa dalam organnya. Sehat, baik-baik saja, itu yang dirasakan Ebi. Karena itu, dia tidak tahu jika janinnya sudah meninggal satu bulan.

Ebi, perempuan luar biasa. Dengan senyuman dia berserah sepenuhnya pada Sang Khalik. Dan aku belajar darimu itu, Saudariku,
Semoga janin itu akan membawamu ke surga Allah. 
Semoga Alla juga segera memberikan penggantinya. 

Amin, amin, amin Ya Rabb.......


Senin, Maret 18, 2013

Teman Masa Lalu :D

Beberapa hari ini aku sedang intens berhubungan dengan seorang teman di masa lalu. Kami pernah berteman cukup dekat waktu SMU dulu. 10 Tahun yang lalu. Lebih malahan. Lalu komunikasi kami sempat terputus saat kami sama-sama lulus SMU dan melanjutkan ke perguruan tinggi pilihan masing-masing.

Tak ada kontak sama sekali saat itu. Hanya mungkin sesekali kami bertemu di reuni sekolah atau jika seorang teman kami mengadakan acara lain. Itupun kami tak sempat ngobrol seheboh dulu. 

Dia mencari rezeki di Ibukota, sedangkan aku masih saja mengais rezeki di kampung halaman. Karen itu, hubungan kontak kami hanya sebatas sms dan chatting.

Lalu, beberapa minggu ini, kami mulai akrab kembali. Mengulang hubungan pertemanan kami yang sempat putus. Dia sepertinya makin dewasa. Pemikirannya sudah tumbuh seiring dengan usianya, mungkin, hahaha. Dia orang yang percaya penuh pada cinta abadi dan ketentuan takdir. Aku selalu tertawa mendengar/membaca ceritanya. 
Dia yang tahu, pada siapa hatiku berlabuh selama ini. Padahal aku sendiri tak pernah menyadari seberapa besar rasa itu pada lelaki yang dimaksud. 
Bahkan sahabat ini yang meyakinkan aku supaya memantaskan diri bagi lelaki itu. 

Selain tentang diriku, kami juga bercerita tentang dirinya. Hidupnya, hatinya, dan harapannya. Betapa dia luar biasa memandang hidup ini. Dan aku belajar banyak darinya. Apalagi saat itu berkisah tentang hati, wuih, sungguh akhirnya aku bisa bernafas lega dan bersyukur bisa mengenalnya kembali. Bisa berkomunikasi lagi. Mungkin Allah ingin memberiku pelajaran melalui dia. Terima kasih, Ya Rabb

Untuk Gege eka meita delim rehata... Thanks for your advice, dear....:D

 

Rabu, Maret 13, 2013

Kembali, Maret yang bersejarah

10 Maret 2013

Bulan maret memang bulan bersejarah bagi kami. 
Maret 2011 seharusnya menjadi hari pernikahanku, 
Maret 2012 Adik lelakiku wisuda,
Maret 2013 Adik lelakiku menikah,
Hmmmm... jangan-jangan maret mendatang akan ada sesuatu lagi, hehehe...

Jadi, inilah dokumentasi yang berhasil kami abadikan :D :)  


Formasi Lengkap


  Prosesi Seserahan Pelangkah


  Action sebelum berangkat

 
 

 Acara Akad dan Sungkeman (9 Maret 2013)


 Women in orange


 

Resepsi di rumah mempelai perempuan



  Women in blue... 
Kostum acara ngunduh mantu


  

Kwade di rumah


Nah, cukup sekian dokumentasi yang bisa diabadikan. Sisanya ada di tukang fotografer, yang menjanjikan akan jadi dua minggu lagi.

 :( lamanya.....

Kamis, Maret 07, 2013

Menghitung hari

Yupz, tinggal beberapa hari lagi menjelang hari 'bersejarah' itu. Pertama kali hajatan besar yang diselenggarakan oleh keluarga kami. Pernikahan. 

No,no,no....
Kalau kau mengira aku yang menikah, maaf, aku mengecewakanmu. Hohoho. 
Yang menikah itu adikku. Namanya Vicky Kurniawan. Fotonya? Ehm, ya deh, saya kasih tampangnya nih.

Nah, yang nikah tuh yang tengah ini... :D

Persiapan sudah hampir selesai. 95% lah. Tinggal menata rumah. Maklum saja, pernikahan akan digelar di rumah. Namanya saja Ngunduh mantu. Bapak bilang dirumah saja. Tapi ternyata meskipun di rumah, persiapannya tidak main-main. Sama-sama sumpek, riweuh, sama-sama butuh tenaga yang tidak sedikit. 

Fiuffh...

Baiklah, nanti setelah acara akan saya update ceritanya di sini.

Selasa, Maret 05, 2013

Perempuan Tangguh

Kita tak pernah tahu usia kita. Salah satu rahasia Allah yang hanya diketahui oleh-Nya. Yang Tua belum tentu mendahului, yang muda belum tentu lebih akhir. Semua Allah yang menentukan. Kapan, dimana, dan bagaimana. Karena itu, sungguh amal baik yang dilakukan tidak akan pernah sia-sia dan jangan sampai di tunda. 

Hari ini, kembali Allah memanggil sahabat kami. Dalam sebuah kecelakaan menjelang pulang kerja. Agiek Faiz, lelaki istimewa pencinta keluarganya. Meninggal dalam keadaan menjemput rezeki dan berpuasa sunnah. Subhanallah, InsyaAllah engkau meninggal dalam keadaan khusnul khotimah, Teman. 


Dan hari ini-pun aku tahu satu hal. Bahwa temanku ini adalah perempuan yang tangguh sekaligus tabah. Seorang perempuan yang selama ini selalu ceria dan murah senyum. Wira namanya.
Ketabahannya diuji mana kala Allah Sang Pemilik Waktu, memanggil suami tercintanya. Tanggal 4 Maret 2013, suaminya, Agiek, dipanggil oleh Sang Khaliq. Dia mencintai suaminya, tapi Allah ternyata lebih mencintai lelaki itu. 


Saat berziarah ke rumah duka, dalam perjalanan aku sudah membayangkan bahwa Wira tengah menangis tersedu-sedan di hadapan jenazah suaminya. Namun, sungguh salah perkiraanku. Di rumah duka itu, Wira justru tersenyum tenang sambil menggendong Lentera, buah hati mereka berdua. Wajahnya tetap tenang saat menyalami para penziarah, sambil mengucap terima kasih dan mohon maaf. Hatiku sungguh berdebar melihatnya. Betapa ketabahan dan keikhlasan yang dimilikinya begitu besar. Kepasrahan yang luar biasa yang dimilikinya membuatku iri.

Air mataku sebisa mungkin kutahan. Malu, rasanya menangis saat melihat yang kehilangan begitu tenang, begitu ikhlas, melepaskan.

Benar kata sebagian orang yang percaya pada garis yang Allah goreskan, bahwa Dia Sang Maha Tahu, memberikan cobaan pada umat-Nya tidak akan melebihi kemampuannya. Dan benar, Senyum dan penerimaan Wira menunjukkan bahwa dia yang terpilih. Bahwa dia yang mampu menerimanya. 

Terima kasih, Allah, sudah mengijinkanku belajar satu lagi keikhlasan dari sosoknya. Yuliezar Perwira Dara. 

Ya Rabb, semoga Engkau memberikan kekuatan untuk temanku, perempuan tangguh yang begitu ikhlas beserta putranya, Lentera. Semoga Engkau-pun memberikan tempat yang luar biasa bagi teman yang mendahului kami, Agiek.

Sampai ketemu lagi, Sobat :D