Minggu, September 18, 2011

(30) Kapan menikah?

Jika tiba saatnya datang pertanyaan "kapan menikah" padamu dan bukan hanya sekali, apa yang kamu lakukan?
 Apalagi di saat teman-teman sebayamu sudah melakukan ijab kabul sebagian besarnya. Selamat datang di dunia yang penuh dengan pertanyaan demikian. Pertanyaan yang kadang membuat kita berpikir keras untuk 'menjawabnya'. Hingga yang dapat keluar adalah, "Hm, minta doanya, ya", "nunggu jodoh, nih", "apa kata yang di Atas-lah", atau hanya sekedar senyuman kecil yang menjadi jawabannya.
Menikah. The sweet words. Siapa yang tidak ingin menikah. Bahkan banyak dalam Al-qur'an yang menyebutkan bahwa pernikahan adalah wajib. Dan ayat yang sering ditemui (terutama di dalam undangan pernikahan) adalah QS Ar-Rum : 21,   

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Dan, satu lagi ayat yang menjadi favoritku, QS. An-Nuur : 26,


"Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga)"

Selain itu ada beberapa hadist yang juga menganjurkan tentang pernikahan,  
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah) 

Rasulullah SAW. bersabda : “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari). 

Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani).

"Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)

 Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi)

Allah menjanjikan surga bagi siapapun yang menikah dan dapat menjalani kehidupan pernikahannya sesuatu dengan aturan-Nya. Dan begitu buruknya-kah jika seseorang itu tidak menikah?
Manusia hanya berharap, segalanya Allah yang menentukan. Bagaimana ketika kita ingin menikah dan merasa mampu untuk menikah, tapi Allah belum menurunkan jodoh kita? Jawaban apa yang akan lontarkan ketika pertanyaan seperti diatas tadi ditanyakan kembali? Apa yang harus dilakukan agar jodoh kita segera diturunkan Allah? Haruskah kita menangis dan mengiba? Memohon setiap malam dan di setiap sujud kita? bukankan itu akan mengurangi niat kita, bahwa segala ibadah adalah lillahi ta'ala? bukan malah berubah menjadi lillahi nikah? 
Jadi, ....? 
Sebenarnya aku pernah hampir menikah. Tanggal 11 Maret 2011. Itu rencananya. Rencana manusia. Ketentuan Allah berakata lain. Tunangan bukan jaminan bahwa benar-benar akan ada pernikahan. dan saat ini yang ku bingungkan, apakah aku masih bertunangan atau tidak. Karena haram bagi laki-laki lain meminangku jika aku masih dalam pinangan orang lain. Haram seorang laki-laki muslim melamar diatas lamaran saudaranya.
Maka, aku harus bagaimana???
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar