Sabtu, Oktober 29, 2011

(66) Aku Cemburu

aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka yang telah BERANI MEMILIH walau PERIH...
aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka yang ISTIQOMAH walau tak mudah...
aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka yang KOKOH walau tergopoh...
aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka tang MEMILIKI Cinta-Nya walau teraniaya...
aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka yang tetap BERJUANG walau tak selalu dalam kesenangan...
aku CEMBURU, 
Cemburu pada mereka yang terus BERGERAK walau waktu selalu mendesak...
aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka yang selalu BERTASBIH walau godaan dunia menghampiri...
aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka yang dengan PENUH TEKAD berteriak, "Nahnu du'at qobbla kulli syai'in..."
aku CEMBURU,
Cemburu pada mereka yang ketika ditanya, "Man anshori ilallah?"
mereka dengan LANTANG MENJAWAB, "Nahnu anshorulloh..."
 
YA, AKU CEMBURU.....

Selasa, Oktober 25, 2011

(62) GERIMISKU

Untukmu, Gerimisku...
Rintikmu menyapa bumi yang damai...
Mengindah setelah badaimu berlalu
Membagi cantikmu bersamaan dengan sinar hangat sang mentari
Mencipta fatamorgana yang nyata bagi setiap mata sang pengagum

kian lama, kian ‘ku lihat wujud sebuah lengkungan cantik di wajahmu
layaknya lengkungan indah yang terwujud berupa semburat warna
yang hadir setelah badai...
Kamu, bukan lagi sebagai gerimis yang datang bersama mendung...
Tapi gerimis yang hadir mendampingi embun pagi pertama, menetes mengucap selama pagi pada dunia...

Lihatlah, Gerimisku,
di pinggir dermaga itu...Sang Nakhoda telah menantimu...
Dengan senyum merekah paling tulus yang tak kalah dengan hangatnya sang Mentari
Dia menunggumu...
Menunggu menggenggam jemarimu,
Tersebab karena dia ingin menempati ruang kosong diantaranya
Untuk bersama berjalan menuju senja...

Kau mengulurkan tanganmu ketika jiwamu menepi
Mendekat pada jiwanya bagai magnet yang saling bertarikan
Memberikan anggukan dan serahkan hatimu padanya
Yakinlah dia akan menjagamu, agar tak terjatuh, agar tak terluka
Dia menjanjikannya bukan dengan kata
Tapi dengan hatinya sendiri sebagai jaminan...
Layaknya Matahari yang akan menemani bumi sampai kapanpun
Bukan untuk yang lain.
Hanya untukmu
Hanya untuknya
Kamu... dia... kalian...

Lantunan doa dari para penghuni langit menyemarakkan hati kalian
Mendampingi tiap langkah yang terajut oleh segala asa
Takkan membiarkan kalian terlepas dari jaring-jaring kebahagiaan
yang bertengger indah di depan mata.
Gerimis, tak lagi diijinkan hadir bersama badai
Tapi, cukup hadir bagi gerimis itu sendiri, yang memberi sedikit dingin pada panas yang membakar

Aku, Sang Pelangi...
Menyertai gerimisku dalam setiap mimpinya
Yang selalu terbentuk bersama sinar hangat sang matahari
Menyampaikan senyum yang paling terkembang
‘kan kubuat lengkunganku sesempurna mungkin
Dengan hiasan beragam warna dari Sang Maestro, Allah Ya Rabb...
Untuk bersama alam menyambut kebahagiaan kalian...
Hanya untuk mu, Gerimisku...
Hanya untuknya, Sang Matahari...
Hanya untuk kalian...


(untuk saudara perempuanku dari Bumi Timur, Sang Gerimis_Febry Ebi Waliulu)
Note: hope to present at an amazing day later ...


Rabu, Oktober 19, 2011

(56) 4 musim adalah dirimu

Musim dingin adalah dirimu
Membekukan seluruh urat nadi dalam jiwaku
Menggigilkan perasaanku
Seakan akan sesak tak dapat bernafas, jika dekat denganmu...

Musim semi adalah dirimu
Berada di sisimu perlahan bunga kasih tumbuh,
Meski tak dapat menandingi keindahanmu
Namun, mereka bersedia tumbuh, melahirkan kisah yang apik
Untuk disampaikan pada dunia

Musim gugur adalah dirimu
Berada di dekatmu, mampu menggugurkan semua keangkuhanku
Meruntuhkan seluruh egoku, menjadikan aku manusia yang lebih baik

Musim kemarau adalah dirimu
Mengeringkan kerongkonganku
Mencegahku berkata-kata, melantunkan diam yang tak dapat kusingkirkan
Saat kau disampingku...

Allah, membuat empat musim
Untuk melukiskan kehadiranmu
Tapi, musim yang berganti, tidak membuat ragamu terganti
Kau .... adalah jiwaku
Mungkin pula, aku .... adalah jasadmu
Hidupmu adalah bayanganku, yang bersatu dalam kalbuku
Tak peduli dalam suka ... atau duka

Jumat, Oktober 14, 2011

(51) Aku mati... dan ingin hidup, Ya Rabb

Aku menggelar sajadahku di gelapnya malam
Ketika semua mimpi indah tengah diputar dalam tidur masing-masing manusia
Aku mengambil air wudhu,
Yang dinginnya menghinggapi jiwaku dan menyentakkan mataku
Senyap...
Sepi...
Hingga detak jantungku terdengar begitu nyaring
Ya, kesunyian ini adalah favoritku
Tempatku hanya berdua dengan Sang Khaliq
yang hampir tak pernah kulakukan sebelumnya
Hemm, aku baru tersadar bahwa aku sudah lupa
Kapan terakhir aku bersimpuh menyebut nama-Nya
Dengan balutan kehinaan dan air mata
Sudah lama sepertinya...
Seperti kain tua yang lapuk terlunta di bawah dipan kayu
Atau seperti penggorengan dengan pantatnya yang gosong teronggok di sudut dapur
Atau seperti buku tua yang tak lagi layak dibaca, dilempar jauh, hingga menjadi penghuni kolong tempat tidur
Aku melupakan-Mu, Ya Rabb...
Mengganti nama-Mu dengan nama seorang manusia...
Mengejanya tiap malam
Menebar asa agar dia mendengarnya
Aku mati, Ya Rabbku...
Aku mati sejak tak lagi kusebut asma-Mu dalam lisanku...
Aku mati sejak tak lagi kutemui bayang-Mu dalam hatiku...
Aku mati sejak segala dosa menemaniku
Aku mati, Ya Rabb... Mati...
Meski begitu, Kau tak pernah meninggalkanku
Kau menepati janji-Mu... Kau melangkah bersamaku, Ya Rabb.
Mencegahku sendirian, agar tak tumpah lagi air mata ini...
Kau tetap ada, Ya Rabb, meski aku meninggalkan-Mu dalam waktu yang lama...
Cinta-Mu nyata, karena kau tetap hadir meski aku mengacuhkan-Mu..
Bukan perasaan semu manusia, yang hilang jika tidak dipupuk tiap hari
Bahkan Engkau tak pernah cemburu dan tetap akan datang, meski aku menduakan-Mu
Bukan kemarahan yang Kau lontarkan layaknya memergoki pacarmu selingkuh...

Aku mati meski ragaku tetap berjalan
bagai mayat hidup yang kehilangan arah
Tapi aku ingin hidup, Ya Rabb...
meski harus mengeja nama-Mu tiap malam buta...
meski harus kulukis keagungan-Mu lewat keindahan-keindahan yang kau cipta.
Aku ingin hidup...
Menikmati segala keindahan yang selama ini kuabaikan
Mensyukuri segala nikmat yang selama ini kuingkari
Aku ingin hidup...
Untuk menunjukkan pada-Mu bahwa aku PANTAS & LAYAK untuk hidup!!!

Sabtu, Oktober 08, 2011

Bekal Hidup

HARTA yang paling menguntungkan adalah SABAR...
TEMAN yang paling akrab adalah AMAL...
PENGAWAL yang paling waspada adalah DIAM...
BAHASA yang paling manis adalah SENYUM...
dan,
IBADAH yang paling indah adalah KHUSYU'...

(catatan mbak titik)

Jumat, Oktober 07, 2011

(45) Pengantin yang Melarikan Diri

Bukan, bukan. Judul itu bukan kiasan, atau istilah. Kata-kata pada judul itu adalah arti yang sebenarnya. Seorang pengantin yang pergi dua bulan sebelum pernikahannya. Pergi, bukan mati. Ya, dua bulan sebelum hari yang akan menjadikannya ratu sehari atau berubah nama menjadi Nyonya atau Ibu. Dua bulan, ketika hampir tujuh puluh lima persen persiapan telah diselesaikan. Gedung, perias, KUA, catering, souvenir dan segala hal-hal yang kecil manum krusial itu sudah dibayar uang muka. Tapi, dia memutuskan untuk lari.
Lari atas kemauannya sendiri. Lari dengan membawa banyak alasan. Lari, bukan diculik oleh monster Naga, layaknya dalam cerita dongeng. Lari, karena tak tahu untuk apa dia berlari. Terlalu banyak alasan yang membuatnya ingin lari.
Berawal ketika tahun 2000. Masa SMU, masa bahagia menurut banyak umat. Dimana persahabatan, benci, cinta, kehidupan dan keberadaan orang lain melebur menjadi satu, memberi andil dalam pembentukkan karakter manusia.
Itulah yang dialami juga oleh sang Pengantin. Dia melihat cinta untuk pertama kali di sebuah ruang berukuran kurang lebih 10 x 10 meter. Tersembul melalui punggung-punggung berlapis seragam putih di sudut ruang.Dia magnet alam, yang mampu menarik mata untuk melihat ke arahnya. Biasa. Awalnya. Tanpa debaran, tanpa tertegun, dan tanpa perasaan yang kadang dilukiskan berlebihan oleh orang yang tengah dijatuhi cinta.
namun hanya mampu menanamnya dalam tanah hati yang paling dalam. Lelaki pujaannya telah memilih dan berjalan dengan pengantin lainnya. Hm, cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan. Tidak dapat memperdengarkan gaungnya.
Tahun 2003. Ketika harus melepas status sebagai pelajar SMU, cinta itu tidak pernah ikut terlepas dari dirinya. Mengikuti kemanapun dia pergi, bahkan ketika cinta-cinta yang lain datang menawarinya untuk menjadi pengantinnya, dia menolak.
Tahun 2009. Cinta itu sudah mengikuti sang pengantin hingga hari ini. Genap sembilan tahun. Sembilan, sebuah angka tertinggi. Dan sebuah waktu yang lama untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti. Tapi, sang pengantin tetap menunggu.Dan nyatanya dia benar. Cinta yang dia tunggu akhirnya datang, dan bersedia menjadikannya pengantin. Benar-benar seorang pengantin.
Namun, tahun 2011, dimana adalah saat sang pengantin untuk merubah dirinya menjadi Nyonya, dia memutuskan untuk melarikan diri. Pergi ke suatu tempat yang jauh. Laki-laki itu tidak pernah mengejarnya. Laki-laki itu tidak pernah berusaha mempertahankannya. Atau, sang pengantin itu yang tidak pernah tahu usaha sang laki-laki? Tapi mungkin juga sang laki-laki itu hanya diam. Dia hanya menunggu. Menunggu sang pengantin mengurungkan niatnya.
KeSALAHPAHAMan atau keDIAManlah yang membuat mereka jauh. Hati mereka mendadak berubah. Bukan cinta yang menyelimutinya kini, tapi rasa sakit, marah, kecewa. Pernahkan laki-laki itu tahu apa yang dimau sang pengantin? Pengantin itu hanya ingin diperhatikan. Mengucapkan cinta dan bersedia menikahi berbeda dengan “aku akan memperhatikanmu”. Memperhatikan artinya, kau tahu apa yang dikehendaki pasanganmu, dan berusaha memenuhinya. Bukan hanya diam.
Sang pengantin yang melarikan diri, mungkin wujud kecewanya. Tak tahu harus kemana. Monster Naga menawarinya sebuah tempat indah nan jauh disana. Lalu menawannya selama lima bulan. Melewati hari pernikahannya sendiri. Yang ada dipikirannya adalah, sekembalinya dia nanti, mungkin keadaan akan lebih baik. Namun, dia salah. Laki-laki itu kini telah menemukan pengantin yang lain. Apa memang sebesar itu pembuktian “aku mencintaimu” dan “maukah menikah denganku?”. Bahwa hanya dalam waktu singkat dia bisa melupakan semuanya. Bahwa hanya dalam waktu singkat dia menemukan pengantin yang baru.
Pengantin yang melarikan diri ini tidak pernah tidak menyesal. Entah menyesal untuk apa? Entah sepantas apa ini disesali. Tapi, menyesal juga tidak akan mengembalikan laki-laki itu. Pengantin ini ingin mengganti penyesalannya dengan mencoba berteman baik dengan laki-laki itu. Tapi, TIDAK adalah jawaban dari sang laki-laki.
TIDAK, karena kau telah melarikan diri di hari mendekati pernikahanmu.
TIDAK, karena kau telah meninggalkan aku, sendirian.
TIDAK, karena kau telah menyakiti, mengecewakan, dan menghancurkanku.
Dan SEKARANG, yang bisa dilakukannya, adalah berusaha dengan sekeras mungkin untuk menutup buku lama. Buku dimana semua cerita tentang laki-laki, yang diberi nama sama dengan cintanya ini, ditulis. Menutup masa lalu yang terlanjur tergores pada lembaran-lembaran pertama buku hidupnya. Menatap dan menjawab setiap tantangan yang akan menghampirinya. Meski, mungkin sang pengantin tidak bisa memberi cinta pada orang lain sebesar ini lagi.
Sekarang sang pengantin ini harus melakukannya sendiri. Bertahan sendirian. Sama seperti setahun yang lalu ketika belum ada cinta diantara dia dan laki-laki itu.
Dan, sang pengantin yang melarikan diri ini, tak lagi melarikan diri.

(44) Ketika Mencintai itu adalah Keputusan

Membaca tulisan dari ANIS MATTA, yang mengatakan bahwa MENCINTAI adalah kata lain dari MEMBERI. Tentu saja tanpa pamrih, tulus dan demi cinta itu sendiri. Pekerjaan yang tidak mudah. Karena kadang manusia memberi karena ingin diberi, bukan memberi karena memang ingin memberi.

Mengatakan “AKU MENCINTAIMU” pada seseorang adalah sebuah keputusan yang besar.Seharusnya kata-kata itu tidak diucapkan sembarangan. Karena ketika kau mengatakan bahwa kau mencintai seseorang, itu sama dengan mengatakan “Aku ingin memberimu sesuatu”, yang berarti juga, “Aku akan memperhatikan dirimu, dalam keadaan apapun untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan, sehingga aku bisa melakukan sesuatu untuk memenuhinya... aku akan bekerja keras untuk kehidupan kita... aku akan merawatmu dengan segenap hati hingga tak akan kulihat kau terluka... aku akan mendewasakanmu dengan segala kebaikan dan kebijakan yang akan kutanamkan tiap hari padamu... aku akan menjagamu dari segala hal yang bisa merusak jiwamu... “

Selasa, Oktober 04, 2011

Tukang becak paling mulia


Membaca sebuah cerita tentang Bai Fang Li, dapat memberikan pelajaran hidup bagi kita. Pelajaran tentang Kemanusiaan, Berbagi, dan Peduli pada orang lain. Tidak perlu menunggu untuk kaya atau sejahtera untuk berbagi, seperti kebanyakan orang yang baru menyumbang atau membantu sesamanya ketika dia kaya. Bai Fang Li, dengan segala kekurangannya, dia mampu memberikan sesuatu, ketika orang lain masih harus menunggu untuk kaya. Hidup pas-pasan, namun masih tetap membantu orang tanpa pamrih.
Bai Fang Li, mencari nafkah sebagai tukang becak. Seumru hidupnya dihabiskan dengan mengayuh becaknya. Membawa setiap penumpang yang membutuhkan jasanya. Meskipun, kadang tubuh kecilnya tidak seimbang dengan becak atau penumpang yang dibawanya, dia tetap semangat mengantarkan penumpangnya sampai tujuan.

(43) Keajaiban Sebuah Senyuman


Senyum. 
Ketika sudut-sudut bibir terangkat membentuk sebuah garis lengkung, yang menghiasi wajah. Mudah, kan, menciptakannya. Satu-satunya ‘benda’ gratis yang belum dilabeli dengan ‘harga’, yang mampu memberikan kebahagiaan dan berbagai keajaiban bagi kita. Tentu saja tanpa mengurangi kebahagiaan dari si pemberi. Namun, tidak semua orang mau menggunakannya dalam menjalani hidup yang sederhana ini.
Senyum itu, laksana oase di padang pasir, yang mampu melegakan dahaga bagi para pengembara. Bagai rinai hujan yang turun di tengah kemarau, yang mampu meredakan sengatannya. Seperti bulan, yang senantiasa mengindahkan malam bersama bintangnya. Layaknya sepiring mie instan untuk orang-orang yang kelaparan. Seperti tetes embun pertama di pagi hari. Bagai bunga yang tumbuh di musim semi. Bagai pelangi yang muncul setelah badai datang.
Itulah senyuman. Suatu hal sederhana yang berdampak luar biasa.
Jika dia dikeluarkan dengan tulus ikhlas, maka dia akan mampu menciptakan energi positif di sekitarnya.
Tahukah kamu kenapa banyak perang di dunia ini? Banyak pertengkaran? Pertikaian? KARENA MEREKA LUPA TERSENYUM...

(42) Ibu atau putrinya?

Setelah selesai makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci peralatan makan yang baru mereka gunakan, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu.” “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah.

Senin, Oktober 03, 2011

Cara menghapus widget yang tidak bisa dihapus

Tiga hari yang lalu sempat kelimpungan gara-gara terjadi kesalahan di layout blogku. Header ada dua, tempat postingan ada tiga, sehingga bisa terjadi pengulangan, beberapa widget juga tidak bisa dihapus. Pokoknya runyam, deh. Mungkin hal itu dikarenakan sering gonta ganti template. Maklum, masih amatir. Jadi inginnya template yang pas dan sesuai. Asal lihat yag bagus, pasti langsung ganti.
Nah, terima kasih buat Ryoichikuga yang telah membagikan tips untuk menghapus widget yang tidak bisa dihapus. Nah, langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Login ke akun blogger kamu
  • Masuk ke menu Rancangan
  • Masuk lagi ke bagian edit HTML, centang “Expand Widget Template”
  • Download full template (untuk memback-up template kamu, untuk berjaga-jaga bisa terjadi kesalahan nanti)
  • Cari kode seperti ini:
                 <div id="lowerbar-wrapper">
Atau
                <div id="sidebar-wrapper">

6.   Kita tinggal melihat Widget tersebut berada dimana.Lebih mudahnya ketikan saja Judul Widget yang Tidak Bisa Dihapus ,biasanya yang terkunci adalah Adsense atau Feed, contoh kodenya biasanya seperti dibawah ini
<div id='sidebar-wrapper'>
<b:section class='sidebar' id='sidebar' preferred='yes'>
<b:widget id='HTML4' locked='false' title='Daftar Isi' type='HTML'/>
<b:widget id='HTML9' locked='false' title='Link Partner' type='HTML'/>
<b:widget id='HTML2' locked='false' title='Recent Comment' type='HTML'/>
<b:widget id='Feed2' locked='false' title='Recent Posts' type='Feed'/>
<b:widget id='AdSense1' locked='true' title='' type='AdSense'/>
<b:widget id='BlogArchive2' locked='false' title='Archive' type='BlogArchive'/>
</b:section>

</div>
7.   Lihat kode berwarna Merah itu adalah kode dimana widget tidak bisa dihapus, untuk menghapusnya, ganti kata-kata ‘true’ menjadi ‘false’ 
  • Simpan
  • Lalu kembali ke edit halaman, dan widget bisa dihapus atau dipindah-pindahkan
Selamat mencoba! Semoga bermanfaat.

Minggu, Oktober 02, 2011

(41) Cinta Terkembang Jadi Kata - Anis Matta


Selalu begitu. Cinta selalu membutuhkan kata. Tidak seperti perasaan-perasaan lain, cinta lebih membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan yang tak terbendung untuk menyatakannya. Sorot mata takkan sanggup menyatakan semuanya.

Tidak mungkin memang. Dua bola mata kita terlalu kecil untuk mewakili semua makna yang membuncah di laut jiwa saat badai cinta datang. Mata yang sanggup menyampaikan sinyal pesan bahwa ada badai dilaut jiwa. Hanya itu. Sebab cinta adalah gelombang makna-makna yang menggores langit hati, maka jadilah pelangi; goresannya kuat, warnanya terang, paduannya rumit, tapi semuanya nyata. Indah.

Sabtu, Oktober 01, 2011

(40) Namanya...

Aku menyusuri jalanan ini... lagi
Entah karena perlu, atau hanya untuk buang-buang waktu
Buang-buang waktu mengingat yang kemarin
Ketika aku masih bisa memelukmu dari jok belakang motor itu

Jalanan dan tempat-tempat di tiap sudut kota ini
Laksana album kenangan yang bisa kubuka tiap ku mau
Ku baca kembali, meski sudah lama berselang
Namun kehadirannya seolah-olah baru kemarin terlebur oleh angin

Atau aku bisa membiarkannya tergeletak di suatu tempat di lantai atas
Tanpa tersentuh, tanpa terbuka untuk terbaca