Jumat, Oktober 07, 2011

(45) Pengantin yang Melarikan Diri

Bukan, bukan. Judul itu bukan kiasan, atau istilah. Kata-kata pada judul itu adalah arti yang sebenarnya. Seorang pengantin yang pergi dua bulan sebelum pernikahannya. Pergi, bukan mati. Ya, dua bulan sebelum hari yang akan menjadikannya ratu sehari atau berubah nama menjadi Nyonya atau Ibu. Dua bulan, ketika hampir tujuh puluh lima persen persiapan telah diselesaikan. Gedung, perias, KUA, catering, souvenir dan segala hal-hal yang kecil manum krusial itu sudah dibayar uang muka. Tapi, dia memutuskan untuk lari.
Lari atas kemauannya sendiri. Lari dengan membawa banyak alasan. Lari, bukan diculik oleh monster Naga, layaknya dalam cerita dongeng. Lari, karena tak tahu untuk apa dia berlari. Terlalu banyak alasan yang membuatnya ingin lari.
Berawal ketika tahun 2000. Masa SMU, masa bahagia menurut banyak umat. Dimana persahabatan, benci, cinta, kehidupan dan keberadaan orang lain melebur menjadi satu, memberi andil dalam pembentukkan karakter manusia.
Itulah yang dialami juga oleh sang Pengantin. Dia melihat cinta untuk pertama kali di sebuah ruang berukuran kurang lebih 10 x 10 meter. Tersembul melalui punggung-punggung berlapis seragam putih di sudut ruang.Dia magnet alam, yang mampu menarik mata untuk melihat ke arahnya. Biasa. Awalnya. Tanpa debaran, tanpa tertegun, dan tanpa perasaan yang kadang dilukiskan berlebihan oleh orang yang tengah dijatuhi cinta.
namun hanya mampu menanamnya dalam tanah hati yang paling dalam. Lelaki pujaannya telah memilih dan berjalan dengan pengantin lainnya. Hm, cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan. Tidak dapat memperdengarkan gaungnya.
Tahun 2003. Ketika harus melepas status sebagai pelajar SMU, cinta itu tidak pernah ikut terlepas dari dirinya. Mengikuti kemanapun dia pergi, bahkan ketika cinta-cinta yang lain datang menawarinya untuk menjadi pengantinnya, dia menolak.
Tahun 2009. Cinta itu sudah mengikuti sang pengantin hingga hari ini. Genap sembilan tahun. Sembilan, sebuah angka tertinggi. Dan sebuah waktu yang lama untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti. Tapi, sang pengantin tetap menunggu.Dan nyatanya dia benar. Cinta yang dia tunggu akhirnya datang, dan bersedia menjadikannya pengantin. Benar-benar seorang pengantin.
Namun, tahun 2011, dimana adalah saat sang pengantin untuk merubah dirinya menjadi Nyonya, dia memutuskan untuk melarikan diri. Pergi ke suatu tempat yang jauh. Laki-laki itu tidak pernah mengejarnya. Laki-laki itu tidak pernah berusaha mempertahankannya. Atau, sang pengantin itu yang tidak pernah tahu usaha sang laki-laki? Tapi mungkin juga sang laki-laki itu hanya diam. Dia hanya menunggu. Menunggu sang pengantin mengurungkan niatnya.
KeSALAHPAHAMan atau keDIAManlah yang membuat mereka jauh. Hati mereka mendadak berubah. Bukan cinta yang menyelimutinya kini, tapi rasa sakit, marah, kecewa. Pernahkan laki-laki itu tahu apa yang dimau sang pengantin? Pengantin itu hanya ingin diperhatikan. Mengucapkan cinta dan bersedia menikahi berbeda dengan “aku akan memperhatikanmu”. Memperhatikan artinya, kau tahu apa yang dikehendaki pasanganmu, dan berusaha memenuhinya. Bukan hanya diam.
Sang pengantin yang melarikan diri, mungkin wujud kecewanya. Tak tahu harus kemana. Monster Naga menawarinya sebuah tempat indah nan jauh disana. Lalu menawannya selama lima bulan. Melewati hari pernikahannya sendiri. Yang ada dipikirannya adalah, sekembalinya dia nanti, mungkin keadaan akan lebih baik. Namun, dia salah. Laki-laki itu kini telah menemukan pengantin yang lain. Apa memang sebesar itu pembuktian “aku mencintaimu” dan “maukah menikah denganku?”. Bahwa hanya dalam waktu singkat dia bisa melupakan semuanya. Bahwa hanya dalam waktu singkat dia menemukan pengantin yang baru.
Pengantin yang melarikan diri ini tidak pernah tidak menyesal. Entah menyesal untuk apa? Entah sepantas apa ini disesali. Tapi, menyesal juga tidak akan mengembalikan laki-laki itu. Pengantin ini ingin mengganti penyesalannya dengan mencoba berteman baik dengan laki-laki itu. Tapi, TIDAK adalah jawaban dari sang laki-laki.
TIDAK, karena kau telah melarikan diri di hari mendekati pernikahanmu.
TIDAK, karena kau telah meninggalkan aku, sendirian.
TIDAK, karena kau telah menyakiti, mengecewakan, dan menghancurkanku.
Dan SEKARANG, yang bisa dilakukannya, adalah berusaha dengan sekeras mungkin untuk menutup buku lama. Buku dimana semua cerita tentang laki-laki, yang diberi nama sama dengan cintanya ini, ditulis. Menutup masa lalu yang terlanjur tergores pada lembaran-lembaran pertama buku hidupnya. Menatap dan menjawab setiap tantangan yang akan menghampirinya. Meski, mungkin sang pengantin tidak bisa memberi cinta pada orang lain sebesar ini lagi.
Sekarang sang pengantin ini harus melakukannya sendiri. Bertahan sendirian. Sama seperti setahun yang lalu ketika belum ada cinta diantara dia dan laki-laki itu.
Dan, sang pengantin yang melarikan diri ini, tak lagi melarikan diri.

2 komentar: