Hmmmm, ketukan pensil di meja... ketukan jari yang tak jelas di atas
keyboard. Keduanya menunggu satu cerita datang agar bisa ditulis. Cerita yang
mengungkapmu, mendefinisikan dirimu... cerita yang, ehmm... berbicara tentangmu.
Senja... hm, selalu seperti ini saat harus menjelaskan apa engkau
sebenarnya. Bingung. Karena kadang tak ada kata dalam kamus yang bisa kugunakan
untukmu. Terlalu indah. Hamparan permadani merahnya di sore hari karena leburan
sinar mentari selalu memukau setiap mata memandang. Seperti ada lautan di atas
sana.
Aku mengatakan kau sama dengan sebuah Senja. Mengaggumkan. Meski selalu ada
kelemahan dalam dirimu. Karena tak ada manusia yang sempurna. Tapi, kebijakan
yang ada, membuatmu mampu menundukkan diri untuk meminta maaf atas segala
kesalahan yang kau perbuat, sebagai manusia.
Kenanganku berkeliaran pada setahun yang lampau. Ketika di suatu malam,
saat aku memutuskan untuk bertemu dengan seorang perempuan yang juga sama luar
biasanya, aku dipertemukan dengan mu, wahai Senja. Tanggal 24 Juli 2011,
pertama kalinya kita meneguk kopi bersama di sebuah tempat, yang mungkin suatu
hari akan kita datangi lagi.
Meskipun hanya sehari,
oh, bukan... kurang dari sehari malah, hanya beberapa jam saja kita berbincang
dan saling mengenal, namun aku merasakan bahwa hatiku dan diriku sudah tak sama
lagi karena kehadiranmu. Mendapatkan saudara sepertimu yang bisa membuat
tersenyum. Namun laiknya manusia biasa, kamupun punya rasa jengkel, ngambek dan
marah. Tapi, kau tetap mampu menahannya. Setengah darah Ambon yang kau miliki,
menciptakanmu menjadi pribadi yang tangguh, manis, dan kadang keras kepala. Sisa
darahmu yang berjudul Jawa, memberikan karakter lain yang bertolakbelakang
namun serasi denganmu.
Persahabatan dan
persaudaraan denganmu semakin istimewa ketika kau datang ke Surabaya. Tak terkira
hatiku rasanya mendengar bahwa kau akan datang pada saat weekend. Tanpa
berpikir lagi, akupun menghampirimu, meski harus menempuh hampir enam jam
perjalanan. Bagiku itu sepadan. Dan satu mimpiku, telah berwujud nyata. Dari
mimpi itu, lahirlah mimpi yang lain. Janji akan bertemu lagi di tanah Ambon,
atau mungkin travelling bersama. Aku harap Allah Sang Maha Penentu Hidup akan
mewujudkannya satu demi satu.
Kau senja yang cantik.
Kau senja yang tangguh. Kau senja Keriting yang luar biasa, hahaha. Si Hitam
Manis yang mempesona. Tetaplah merekah dengan keindahan dan kedewasaanmu,
Manis. Tetaplah hadir sebagai hal paling indah di akhir hari, saat sore pamit
pulang dan malam mulai mengetuk.
Jika gerimis terjadi
saat senja adalah hal yang indah, karena kalian menjadi satu, maka pelangi (berharap)
akan melengkapi keindahan setiap petang.
Selamat Ulang Tahun,
Cantik. Semoga Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagimu, dunia dan
akhirat.
*Ditulis untuk
Anastasia Tomasouw (Acha) sebagai hadiah ulang tahunnya. Meski terlambat,
semoga bisa membuatmu mencipta lengkung di bibir indahmu, ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar