“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang
pada diri mereka ”
QS Ra’d :11
Setiap
manusia memegang nasib dan takdirnya sendiri. Allah hanya memberikan jawaban
atas apa yang sudah mereka pilih (tindakan), setidaknya itulah yang kupikirkan
ketika berbicara mengenai takdir dan nasib. Tidak ada yang namanya nasib/takdir
baik atau buruk. Segala yang menimpa kita adalah hasil dari apa yang kita
tanam.
Kau menanam
bambu, jangan harap padi kan tumbuh. Juga sebaliknya. Apakah itu karma? Bukan,
hanya balasan atau sekedar pengingat yang Allah sampaikan kepadamu, bahwa apa
yang kau lakukan itu baik/buruk. Menurutku, kita sendiri yang menentukan jalan
hidup sendiri. Allah hanya memantau dan sesekali mengingatkan jika ada kerikil
kecil menghalangi jalan kita.
Ibaratnya 1
+ 1 = 2, atau 2 + 2 = 4, dan seterusnya, Allah hanya menentukan 2 dan 4 saja,
sedangkan manusia- lah yang memilih apakah formula 1 + 1 atau 2 + 2. Tentu
saja, Allah tetap tidak mengesampingkan mana yang terbaik bagi manusia itu
sendiri. Tentu saja tidak sesederhana itu. tidak hanya sampai 2 atau 4,
melainkan ada beberapa hal yang ditetapkan Allah dibelakang angka 2 dan 4.
Layaknya orang tua, Allah tentu tidak ingin melihat ciptaan-Nya terjerumus pada
hal-hal yang berdampak tidak baik nantinya.
Kemiskinan
atau keterpurukan seseorang hasil dari pilihannya kah? Mungkin, atau tidak. Karena
kadang Allah menguji tiap hamba-Nya. Jika hal-hal buruk yang menimpa seseorang
mampu membuatnya mengambil pilihan formula yang tepat, maka Allah tidak akan
segan mengubah kehidupannya.
Allah tidak
akan mengubah nasib seseorang kecuali orang itu mengubah apa yang ada pada
dirinya, mengajarkan bahwa kita tidak boleh ‘pasrah’ pada suatu hal sebelum
kita berusaha yang terbaik. 3 hal yang dapat dilakukan seorang hamba untuk
menyikapi takdir Allah seraya memilih formula yang sudah disediakan.
PERTAMA, BERUSAHA.
Allah akan senang melihat hamba-Nya berusaha memperbaiki diri dan kehidupannya.
Dan jelas, tidak akan ada usaha yang sia-sia di mata Allah. Semua mempunyai
nilai sendiri dalam Buku Kehidupannya. Tentu saja yang dimaksud usaha disini
adalah yang berhubungan dengan kebaikan.
KEDUA,
BERDOA. Dalam tiap doa yang dibalut
dengan kesungguhan dan kerendahan hati kepada Sang Khaliq, mustahil akan
diabaikan oleh-Nya. Apalagi setelah kita berusaha dan bekerja keras
menggapainya. Allah tidak akan tinggal diam. “Mintalah, dan Aku akan mengabulkannya” janji Allah pada umat-Nya.
Dalam hal ini, Allah punya 3 tujuan. Jika doamu langsung dikabulkan, Allah
menambah keimananmu. Jika doamu ditunda, Allah menambah sabarmu. Dan jika doamu
tidak dikabulkan, Allah menganggap itu belum baik bagimu dan Allah akan
menggantinya dengan yang terbaik, karena Allah-lah satu-satunya yang Maha
Mengetahui Apa Yang Tersembunyi.
KETIGA,
BERTAWAKKAL. Pasrah pada apa yang ditetapkan oleh Allah SETELAH kita berusaha
dan berdoa. Jadi, artinya pasrah bukan tanpa usaha dan doa. Tapi, setelah kita
berusaha dan berdoa ketika mengambil suatu formula Allah.
Maka, jangan
pernah menyerah untuk hal-hal di depan matamu yang belum kamu ketahui. Karena
bisa saja kamu mengubahnya dengan ikhtiar, doa, dan pasrah. Karena Allah hanya
menentukan hasil dari tiap formula kehidupan yang kita ambil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar