Hari kedua bulan Juni. Aku masih sering bermimpi tentangnya. Meski sudah berusaha untuk mengatakan "tidak", namun dia tidak juga pergi dan tetap singgah di mimpiku.
Aku memutuskan untuk berhenti mengiriminya kata-kata "aneh". Aku hanya merasa tidak ada gunanya. Yang penting dia sudah tahu aku menyayanginya, selebihnya aku serahkan pada-Nya.
Kekasihnya mengharapkan aku membuka hati untuk orang lain, agar aku tak terlalu berharap dan bermimpi. Aku tidak bisa mengiyakan. Karena aku tak yakin bisa. Aku mengutip salah satu kalimat yang membuatku selalu yakin untuk berharap dan bermimpi
SESEORANG YANG MEMPUNYAI HARAPAN DAN MIMPI BARU BISA DI SEBUT MANUSIA. JIKA TIDAK, MAKA DIA HANYA SEONGGOK DAGING YANG BERNYAWA.
Dan aku adalah manusia yang sudah mencintainya hampir separuh hidupku. Entah untuk apa dan karena apa. Yang kutahu hanya, dia orang yang istimewa. Mengajariku tentang kebaikan agama tanpa dia tahu, bahwa aku perlahan berubah demi dia. Memantaskan diri untuknya. Mencoba menjadi Sholehah semampuku agar suatu hari menjadi pantas baginya. Dia sudah menempati sebuah ruang kecil di hatiku yang tidak bisa lagi digusur. Apapun alasannya. Dan jika suatu hari aku bertemu dengan jodohku, aku akan tetap meletakkannya di sana. Tidak akan mengusirnya. Karena bagaimanapun juga, dia membuatku bisa berubah lebih baik. Berusaha menjadi yang pantas baginya. Entah nanti tercapai atau tidak. Kebaikan itu ku tuju untuknya.
AKU BERHARAP DAN BERMIMPI, AGAR AKU PUNYA ALASAN UNTUK DEKAT DENGANMU, YA RABB...dan saat aku dekat denganmu, aku merasa tenang dan tetap yakin dengan harapanku. Aku menujunya karena Mu, Ya Rabb... Semoga.
saranku: jangan memantaskan diri untuk siapapun juga termasuk untuk dia.
BalasHapusPANTASKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN YANG TERBAIK
sehingga Vina tak terpaku pada seseorang, melainkan terpaku pada ketentuan Tuhan (mengenai jodoh, misalnya). Saat Vina menjadi makin baik (lillahi ta'ala) maka Tuhanlah yang akan memberikan jodoh yang pantas untuk Vina.
Jadi, dalam artian itu, kehilangan seseorang, ditolak seseorang, menyukai/disukai seseorang, semuanya itu ada dalam kerangka kepantasan yang Tuhan berikan pada kita. Sehingga apapun yang terjadi tak perlu lagi menjadi beban pikiran kita.
Menurutku begitu. hee.. tetap semangaat!!