Hari ini, kembali Allah memanggil sahabat kami. Dalam sebuah kecelakaan menjelang pulang kerja. Agiek Faiz, lelaki istimewa pencinta keluarganya. Meninggal dalam keadaan menjemput rezeki dan berpuasa sunnah. Subhanallah, InsyaAllah engkau meninggal dalam keadaan khusnul khotimah, Teman.
Dan hari ini-pun aku tahu satu hal. Bahwa temanku ini adalah perempuan yang tangguh sekaligus tabah. Seorang perempuan yang selama ini selalu ceria dan murah senyum. Wira namanya.
Ketabahannya diuji mana kala Allah Sang Pemilik Waktu, memanggil suami tercintanya. Tanggal 4 Maret 2013, suaminya, Agiek, dipanggil oleh Sang Khaliq. Dia mencintai suaminya, tapi Allah ternyata lebih mencintai lelaki itu.
Saat berziarah ke rumah duka, dalam perjalanan aku sudah membayangkan bahwa Wira tengah menangis tersedu-sedan di hadapan jenazah suaminya. Namun, sungguh salah perkiraanku. Di rumah duka itu, Wira justru tersenyum tenang sambil menggendong Lentera, buah hati mereka berdua. Wajahnya tetap tenang saat menyalami para penziarah, sambil mengucap terima kasih dan mohon maaf. Hatiku sungguh berdebar melihatnya. Betapa ketabahan dan keikhlasan yang dimilikinya begitu besar. Kepasrahan yang luar biasa yang dimilikinya membuatku iri.
Air mataku sebisa mungkin kutahan. Malu, rasanya menangis saat melihat yang kehilangan begitu tenang, begitu ikhlas, melepaskan.
Benar kata sebagian orang yang percaya pada garis yang Allah goreskan, bahwa Dia Sang Maha Tahu, memberikan cobaan pada umat-Nya tidak akan melebihi kemampuannya. Dan benar, Senyum dan penerimaan Wira menunjukkan bahwa dia yang terpilih. Bahwa dia yang mampu menerimanya.
Terima kasih, Allah, sudah mengijinkanku belajar satu lagi keikhlasan dari sosoknya. Yuliezar Perwira Dara.
Ya Rabb, semoga Engkau memberikan kekuatan untuk temanku, perempuan tangguh yang begitu ikhlas beserta putranya, Lentera. Semoga Engkau-pun memberikan tempat yang luar biasa bagi teman yang mendahului kami, Agiek.
Sampai ketemu lagi, Sobat :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar