Rasa takut, siapapun pasti mempunyainya. Tua, muda, anak kecil, punya rasa takut. Bahkan sebengis apapun wajah seseorang itu, pasti rasa takut yang meskipun kecil, tetap bersemayam dalam hati mereka. Entah disebabkan oleh hal kecil atau hal yang besar. Ada yang takut dengan binatang, dengan suatu keadaan, dengan suatu tempat, bahkan ada yang takut dengan sesama manusia.
Bicara tentang rasa takut, aku paling takut dengan kecoa. Aku berani menghadapi binatang apa saja, asal bukan Kecoa. Aku pernah menangis semalaman hanya karena membunuh seekor kecoa, yang sebelumnya sudah bertengger di jendela kamarku selama satu jam. Bayangkan, dia sudah satu jam ada satu kamar denganku, tapi aku baru berani membunuhnya pada menit ke enampuluh. Setelah itu menangis pula. Ck..ck..ck
Aku takut gelap. Meskipun kalau tengah tidur aku lebih suka tanpa lampu. Mungkin aku hanya butuh seberkas-dua berkas sinar yang masuk dari luar. Remang-remang, begitu aku menyebutnya. Nah, setiap kali di ruang gelap, aku seperti melihat bayangan sesuatu. Entah apa itu. Walau aku tahu itu hanya ilusiku saja, hehehe.
Aku juga takut jatuh cinta pada tipikal lelaki yang mudah tergoda dengan perempuan lain, atau laki-laki yang tidak bisa jauh dari pasangannya (artinya kalau pasangan sedang jauh, dia melirik dan mencari pasangan sesaat). Laki-laki yang mudah tergoda dengan perempuan lain, adalah laki-laki yang memiliki daya tarik dan bahasa yang luar biasa. Jurus gombal yang dimiliki sudah beberapa gudang banyaknya. Dan hampir sebagian besar perempuan yang didekatinya, akan takluk.
Untuk kategori Sang Maha Kuasa dan orang tua, tentu tidak masuk hitungan. Karena mereka memang wajib ditakuti. Tidak, bukan ditakuti. Lebih tepatnya di hormati dan dijalankan segala apa yang diperintahkan.
Walau begitu, tidak ada salahnya mempunyai rasa takut. Lebih menunjukkan sisi manusiawi. Manusia tidak pernah luput dari salah dan rasa takut. Dengan takut, manusia bisa belajar untuk berani dan menghargai keberanian. Dengan takut, manusia akan membutuhkan sesuatu untuk menopangnya, yaitu Tuhan Yang Punya Semesta.
Ketakutan bisa datang pada siapa saja dan dimana saja. Tidak ada yang bisa menghilangkan rasa takut kita selain diri sendiri. Bagaimana caranya? Mungkin berusaha menghadapinya adalah cara yang paling sederhana. Dimulai dari sini, dari dalam hati, lahirkan keyakinan untuk berani.
Bicara tentang rasa takut, aku paling takut dengan kecoa. Aku berani menghadapi binatang apa saja, asal bukan Kecoa. Aku pernah menangis semalaman hanya karena membunuh seekor kecoa, yang sebelumnya sudah bertengger di jendela kamarku selama satu jam. Bayangkan, dia sudah satu jam ada satu kamar denganku, tapi aku baru berani membunuhnya pada menit ke enampuluh. Setelah itu menangis pula. Ck..ck..ck
Aku takut gelap. Meskipun kalau tengah tidur aku lebih suka tanpa lampu. Mungkin aku hanya butuh seberkas-dua berkas sinar yang masuk dari luar. Remang-remang, begitu aku menyebutnya. Nah, setiap kali di ruang gelap, aku seperti melihat bayangan sesuatu. Entah apa itu. Walau aku tahu itu hanya ilusiku saja, hehehe.
Aku juga takut jatuh cinta pada tipikal lelaki yang mudah tergoda dengan perempuan lain, atau laki-laki yang tidak bisa jauh dari pasangannya (artinya kalau pasangan sedang jauh, dia melirik dan mencari pasangan sesaat). Laki-laki yang mudah tergoda dengan perempuan lain, adalah laki-laki yang memiliki daya tarik dan bahasa yang luar biasa. Jurus gombal yang dimiliki sudah beberapa gudang banyaknya. Dan hampir sebagian besar perempuan yang didekatinya, akan takluk.
Untuk kategori Sang Maha Kuasa dan orang tua, tentu tidak masuk hitungan. Karena mereka memang wajib ditakuti. Tidak, bukan ditakuti. Lebih tepatnya di hormati dan dijalankan segala apa yang diperintahkan.
Walau begitu, tidak ada salahnya mempunyai rasa takut. Lebih menunjukkan sisi manusiawi. Manusia tidak pernah luput dari salah dan rasa takut. Dengan takut, manusia bisa belajar untuk berani dan menghargai keberanian. Dengan takut, manusia akan membutuhkan sesuatu untuk menopangnya, yaitu Tuhan Yang Punya Semesta.
Ketakutan bisa datang pada siapa saja dan dimana saja. Tidak ada yang bisa menghilangkan rasa takut kita selain diri sendiri. Bagaimana caranya? Mungkin berusaha menghadapinya adalah cara yang paling sederhana. Dimulai dari sini, dari dalam hati, lahirkan keyakinan untuk berani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar