Bayi...
Malaikat kecil yang diturunkan Tuhan untuk kebahagiaan siapapun yang menunggunya. Surga yang nyata di dunia, katanya. Dan aku baru saja melihatnya. Perempuan mungil yang dilahirkan oleh sahabat seumur hidupku secara normal dengan berat 3,7 kg dan panjang 50 cm melalui tarikan nafas yang tidak gampang.
Dia lucu, merah, dan berambut hitam tebal. Namanya... ehm, sepertinya belum bernama. Mungkin harus menunggu sampai tujuh hari dulu. Bahkan telinganya belum di tindik. Saat kami datang, dia masih tidur. Tapi, hawa udara yang panas dan gerah membuatnya terbangun. Tapi, kurasa bukan karena itu, dia haus. Gerah yang membangunkannya hanya efek lain saja.
Si pria, yang bertanggung jawab atas keberadaan bayi itu, menggendongnya dan menidurkan pada pangkuan istrinya. Sesuatu yang mungil itu mulai menyusu. Lalu terdiam dari tangisnya. Meminum ASI yang di miliki sang Ibu dengan lahap. Dengan pandangan terpesona dan masih dalam tahap tidak percaya, wanita yang melahirkannya menatap dengan peuh syukur dan kasih sayang. Lambat, lalu tertidur lagi. Si pria lagi-lagi mengambil dan menaruhnya di tampat tidur bayi. Pemandangan yang indah, kan?
Semoga Allah Sang Penjaga, senantiasa mendampinginya dalam langkah menapaki hidup. Mewarnai segala hal dengan kebaikan. Berguna bagi keluarga dan sekitarnya. Dan kelak, Allah akan menjadikannya sebagai perempuan yang Sholehah.
Hm... melihatnya membuatku ingin merasakan kehidupan menjadi istri dan ibu. Suatu hari kelak, ingin seperti mereka, atau paling tidak merasakan hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar