Aku menyusuri jalanan ini... lagi
Entah karena perlu, atau hanya untuk buang-buang waktu
Buang-buang waktu mengingat yang kemarin
Ketika aku masih bisa memelukmu dari jok belakang motor itu
Jalanan dan tempat-tempat di tiap sudut kota ini
Laksana album kenangan yang bisa kubuka tiap ku mau
Ku baca kembali, meski sudah lama berselang
Namun kehadirannya seolah-olah baru kemarin terlebur oleh angin
Atau aku bisa membiarkannya tergeletak di suatu tempat di lantai atas
Hanya debu dan sarang laba-laba yang setia menemani
Mungkin secara sadar total aku memilih yang pertama
Karena memang aku menginginkannya
Aku ingin mengingat setiap langkah kita di tempat-tempat baru
Sekedar untuk merasakan minuman di tempat itu
Sambil melepeas waktu bersama
Aku ingin mengingat setiap genggaman tanganmu
Yang menuntunku menyusuri jalanan
Tampak jelas di wajahmu, kau tak ingin melihatku bingung dan takut
Saat kau melepaskan genggamanmu
Dan, seperti sekarang, aku hanya mampu mengingat
Meraba-raba apa yang kurasakan saat itu
Berusaha sebisa mungkin menghadirkannya dalam benak
Bodoh memang, memaksa masa lalu untuk hadir kembali
Sama bodohnya dengan meminta masa depan datang secepatnya
Aku berharap mampu berhenti menuliskan sesuatu dengan judul namanya
Tapi, hanya namanya, namanya, dan namanyalah yang mampu
Membuatku menggoreskan tinta ini
Membuat catatan tua tentangnya
Hanya tentangnya
Dan, masihkah ada harapan?
Tentu saja harapan yang lebih baik
Entah bersamanya... atau tak lagi bersamanya...
Masihkah???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar