Sehabis tarawih, aku dan bapak pergi keluar untuk cari kolak langganan bapak. Ketika melewati jalan Panjaitan, pas di lampu merahnya, aku melihat ada sosok anak dan bapaknya tergeletak di tepi jalan. Mereka tidak mati, mereka masih hidup. Hanya saja mereka memang tidak ada bedanya dengan orang 'mati' karena tak punya masa depan lagi. Jangankan rumah, untuk makan saja mereka mungkin masih harus mengais sampah. Mereka tidur dimanapun tempat menerima mereka. Kalau di trotoar ini diusir, mereka akan berjalan mencari tempat lain. Sampai kaki lelah membawa mereka.
Mereka tidak seberuntung kita. Yang punya rumah. Meski kecil (mungkin hanya 2 kamar, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi) tapi setidaknya kita masih punya tujuan untuk pulang. Namun, satu hal kecil yang kadang kita lupa untuk lakukan. Bersyukur. Bersyukur masih ada tempat berteduh. Bersyukur masih punya tempat untuk melindungi kita dari hujan, panas, atau cuaca dingin.
Negara kita sudah merdeka, katanya. Tetapi, nyatanya belum banyak manusia di negara ini yang bisa menikmatinya. Jadi, bersyukurlah kita yang bisa merasakannya.
Mungkin dengan sedikit berbagi, kita bisa membantu mereka tersenyum!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar