Tanggal 29 Juli 2011, ketika sedang menunggu loket askes Dr. Sutomo Surabaya buka, aku membeli makanan di sebuah warung kecil di depan rumah sakit itu. Saat itulah aku melihat sesuatu yang membuatku mengernyitkan dahi dan menanyakan.
Apakah air itu memang sudah dihargai?
Bukankah air itu Tuhan yang buat, dan diperuntukkan untuk umatnya?
Lantas kenapa bisa diperjualbelikan?
Sesosok ibu tua dengan membawa gelas plastik yang agak kusam masuk ke dalam warung tempatku makan. Dengan menyodorkan dua lembar kucel uang seribuan, si ibu membeli segelas air panas. Hanya segelas air tawar yang panas dengan dengan harga yang sama dengan segelas es jeruk di tempatku.Dan untuk segelas air dingin dihargai dengan selembar uang seribuan. Bukankah terlalu mahal?
Ataukah memang di kota metropolitan air bersih sudah sangat langka?
Dan wajib bagi yang tidak bisa mendapatkan air bersih, mereka harus membelinya??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar