Bersinar kau bagai cahaya
Yang selalu beriku penerangan
Selembut sutra kasihmu ’kan
Selalu rasa dalam suka dan duka
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Yang selalu beriku penerangan
Selembut sutra kasihmu ’kan
Selalu rasa dalam suka dan duka
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terima kasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Bagaikan embun kau sejukkan
Hati ini dengan kasih sayangmu
Betapa kau sangat berarti
Dan bagiku kau takkan pernah terganti
Hati ini dengan kasih sayangmu
Betapa kau sangat berarti
Dan bagiku kau takkan pernah terganti
Kaulah ibuku cinta kasihku
Pengorbananmu sungguh sangat berarti
Pengorbananmu sungguh sangat berarti
(Ibu-Haddad Alwi feat. Farhan)
Ibu
itu... ehm... itu, anu... ehm...
Ibu
itu... sebentar-sebentar... adalah, ehm....
Ibu,
ya? Tentu saja, Ibu adalah..... tik-tok-tik-tok
Hm,
pertanyaannya ‘Ibu’, kan? Ya, Ibu adalah......
Sebentar,
ibu itu... addduhhhh... ini sudah ada di ujung lidah, tapi kenapa tidak bisa
keluar, ya??
Ibu
adalah..ehm... adalah... anu... aakhh, apa ya??? *pukul kepala
Aku tak pernah bisa mengartikan sebutan ‘Ibu’. Mama,
bunda, umi, bundo, atau sebutan lain dari Ibu. Aku hanya tahu, betapa luar
biasa seseorang yang menyandang sebutan Ibu. Betapa mulia seorang perempuan
yang di depan namanya tersemat julukan Umi. Betapa indah ketika seorang
perempuan dipanggil ‘bunda’
Ibu, melahirkan kita. Mempertaruhkan nyawanya demi
seonggok daging yang belum pernah dilihatnya. Yang, mungkin saja lima belas
tahun kemudian bayi itu berani menghardiknya.
Ibu, memberikan air susunya selama dua tahun untuk si
buah hati. Tak pernah mengeluh, meski itu bisa mengubah bentuk tubuhnya.
Ibu, adalah guru terbaik kita. Pendidikan pertama kita
adalah darinya.
Ibu, adalah manusia pertama yang akan meneteskan air
mata ketika kita terjatuh, terluka. Manusia pertama yang akan menangis kecewa
ketika kita berbuat salah. Manusia pertama yang akan tersenyum bangga ketika
kita meraih sesuatu cita.
Ibu, dengan tubuhnya yang lemah, mampu menggendong
kita, seberat apapun tubuh kita. Sedangkan kita, pernahkah menggendongnya walau
hanya sekali?
Ibu, merawat kita hingga kita mampu berdiri di atas
kaki kita sendiri. Sedangkan kita, pernahkah kita benar-benar merawatnya? Tentu
saja, tanpa pamrih?
Seorang Ibu sanggup menjaga anak-anaknya, meskipun jumlah
mereka lebih dari satu orang. Sedangkan anak sebanyak itu, bisakah menjaga
seorang Ibu?
Ibu itu, serupa rumah, dimana kita bisa pulang kapan
saja. Serupa selimut yang menghangatkan malam-malam dingin. Seperti gerimis
yang menyejukkan. Seperti senja yang mengindahkan.
Di hari ibu ini, mari kita bertanya pada diri kita, apa
yang sudah kita berikan pada Ibu? Perempuan pembawa surga yang padanya Allah
menganugerahkan panggilan paling indah.
Selamat hari Ibu, untuk semua perempuan luar biasa di
seluruh dunia :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar