Perjalanan ini dimulai dari Lembah Hijau. Menuju Cipanas dengan menggunakan angkot, yang kemudian disambung ke Cianjur. Nggak sampai disitu, kami masih harus naik bis ke Luewipanjang, lalu naik Damri ke Ledeng, naik angkot ke Lembang, dan akhirnya kendaraan terakhir membawa kami menuju Cikolle.
Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan.
Namun,
semua itu terbayar ketika kami bertemu dan melihat wajahnya, yang tersenyum senang melihat kedatangan kami. Dengan susah payah, Mbak Titi-orang yang ingin kami temui-menggerakkan tubuhnya menemui kami diruang tamu yang kecil.
Beliau tidak berjalan, beliau menghampiri kami dengan cara duduk sambil menggeserkan tubuhnya. Penyakit Radang Sendi yang divoniskan padanya sejak tahun 1988, menyebabkannya lumpuh. Sehingga, apapun yang beliau lakukan, beliau membutuhkan orang lain.
Yang paling membuat kami kagum adalah, dengan segala keterbatasannya, Mbak Titi mampu mengasuh ke-empat keponakannya dengan hasil uang pensiunannya. Mbak Titi bahkan tidak pernah mengeluh dan marah sama Allah. Beliau bilang, ini adalah wujud rasa sayang Allah padanya.
Banyak hal yang bisa kami-dan mungkin kita- pelajari dari beliau. Ketabahannya, keikhlasannya, dan kesabarannya. Beliau selalu mengingatkan bahwa selalu ada hikmah dari peristiwa yang direncanakan Allah.
Mbak Titi.... inspirator keikhlasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar