Sejak tanggal 9 Agustus 2016 kemarin saya resmi menjadi anak malang lagi. Kembali berkutat dengan tugas dan buku-buku. Entah kenapa saya memilih ini. Kalau diruntut dari awal, mungkin memang ini yang saya inginkan... 4 tahun yang lalu.
Beasiswa Bappenas. Tahun 2012 saya dapat telpon dari seorang teman yang sudah seperti saudara bagi saya, bahwa ada beasiswa bappenas. Mungkin saja kamu berminat, katanya. Waktu itu status saya masih seorang staf di sebuah instansi pemerintahan. FYI, jika sudah bekerja di instansi pemerintahan, gelar itu sudah tidak begitu dibutuhkan lagi. Cukup loyalitas pada pimpinan, dan cakap dalam pekerjaan. Namun, entah kenapa, saat itu, saya ingin 'menghirup' udara yang lain. Ingin 'lepas' sejenak dari penat. Dari jenuh.
Jadilah saya mulai mengurus pendaftaran. Surat legalitas dan lain-lain. Dari Kantor ke BKD, balik kantor lagi, revisi, BKD lagi... sampai 3 kali balik. Lalu kelar. Ikut tes potensi akademik.. dan lulus. Tapi gagal di tes TOEFLnya. Karena telinga saya mungkin yang agak bermasalah, atau memang saya tidak pandai bahasa itu. *alasan*
Itu 2012.
Ya, 4 tahun yang lalu mungkin saya masih bersemangat untuk ikut begituan. Perlahan, tiap tahun semangat saya mulau menurun. Entah apa yang membuat saya tetap kekeuh ikut tes penerimaan beasiswa itu. Dan akhirnya, setelah empat kali ikut tes -ya, empat kali- disinilah saya berada sekarang. Kota Malang. Menempuh kembali pendidikan tanpa mengeluarkan uang, seperti keinginan saya dulu. Beasiswa Bappenas, 'hutang' yang harus dipertanggung-jawabkan.