Rabu, Mei 22, 2013

Bye (sementara) Gadget

Dapat 'peringatan' dari juragan GG. "Hei, anak muda, mana postingan barumu? Aku tunggu!!" ucapnya pada suatu hari. Deg. Iya, ya... sudah beberapa hari ini saya tidak membuat postingan baru. Jangankan membuat, membuka saja tidak. 
 
Arrrrggghhh,,,,, Aku mengacak rambutku. Bukannya malas memposting. Hanya saja, saya sedang terkena demam korea. Seperti yang pernah saya ceritakan di postingan sebelumnya, mendadak saya terkena demam korea. Kalau kemarin setelah nonton film that winter, the wind blows jadi suka lihat film korea, sekarang, rasa suka itu mendadak menjadi-jadi saja. Yang tadinya cuma suka sama film korea baru, sekarang malah berburu film korea yang lama. BBF atau Boys Before Flower, City Hunter dan Personal Taste, filmnya Lee Min Ho dulu, ingin lihat karena baru selesai melihat Faith:The Great Doctor. Lalu, ada film King2Heart, Prince Coffe, Partner dan masih banyak lagi film Korea yang saya hunting. 

Akibatnya? Gadget sementara saya tinggalkan. Kalau dulu begitu hape berbunyi, langsung saja berlari menyambut. Sekarang? Ah, maaf ya, kalian jadi anak tiri. Bahkan suara hape (jika itu hanya beruba sms) tidak bisa langsung membuat mataku berpindah dari layar laptop. Kecuali adegan sedang tidak terlalu menarik, baru saya akan mengambil hape itu. Hahaha.. karena itu, beberapa ada yang mengira saya sibuk. Lho, iya memang, sibuk nonton film :D

Aaahhh.. benar-benar film serial korea itu sudah membuat saya malas. Kalau sudah duduk menghadap laptop dan menyala filmnya, sungguh saya jadi malas melakukan apa-apa. Hanya diam dan menyimak film di hadapan saya. Oh iya, sambil ngemil tentunya. :D

Sudah! 
Saya sudah putuskan untuk membatasi jam tayang bagi K-drama. Mulai jam 5 sore sampai dengan 11 malam. WHAT??!! Iya saya tahu. Itu memang waktu yang sangat lama hanya untuk dihabiskan dengan nonton film. Sungguh tidak berguna. Tapi, itu saja kadang masih saya tolerir dengan menambah jam tayang. Biasanya kalau esok libur, saya bisa sampai jam dua dini hari, hahaha. 
OMG! Semoga saya bisa lebih menguasai diri dalam hal menonton film korea ini. OKE SIP!

Selasa, Mei 14, 2013

Hati-hati menjelang pilkada

Menjelang pilkada ini apa memang selalu menjadi se-rawan ini? Banyak begal, jambret, rampok, maling, atau pencuri? Entah secara terang-terangan di jalan atau pas tengah malam, mereka tidak segan mengambil barang milik orang lain secara paksa. 
Ada yang bilang ini mungkin tindakan dari oknum-oknum yang ingin menjatuhkan saingannya. Pencitraan dari beberapa pihak. Entahlah, tapi apapun tujuannya, bukankah mendzalimi orang lain demi kepentingan pribadi itu sungguh tidak keren? Benar-benar tidak akan membawa berkah, benar kan? 

Beberapa hari yang lalu, kejadian naas menimpa adik iparku. Saat melakukan penyuluhan KB bersama temannya, di tengah jalan mereka dihadang oleh orang asing, dan kemudian sempat diancam dengan senjata semacam clurit (senjata khas madura). Takut dan tak bisa melawan, mereka hanya pasrah. Tas yang dibawa, terpaksa di rampas oleh sang rampok. Hp, dompet, dan barang-barang lain yang ada di dalamnya turut raib. 

Namun, dari kejadian itu, ada hal yang kami syukuri. Baik adikku dan temannya dapat pulang dengan selamat. Tidak di apa-apakan. Sepedanya juga bisa selamat. Ah, membayangkannya saja sudah ngeri. Alhamdulillah, Allah masih berkenan menjaga hamba. 

Selain itu, kejadian ini membuat kami senantiasa berhati-hati, apalagi jika harus lewat jalanan sepi. Berhati-hati untuk tidak keluar di malam hari, kecuali jika benar-benar penting. Berhati-hati menaruh kendaraan dan barang-barang berharga. Pokoknya, lebih berhati-hati daripada biasanya. 
Semoga Allah tak bosan-bosan menjaga kami, keluarga, dan sahabat-sahabat kami. Amin

Jumat, Mei 10, 2013

Mendadak Korea

Hahahaha... aku jadi tertawa sendiri menuliskan judul ini. Bagaimana tidak, dulu aku hanya suka drama asia gara-gara Meteor Garden. Kisah cinta (matinya) Tao Ming Tse dan perjuangan Sanchai itu yang bikin anak SMA seusiaku waktu itu jadi klepek-klepek. Berkhayal dan berimajinasi seandainya ada lelaki yang mencintaiku sampai sebegitunya, hahahaha. (lebay!)

Lalu setelah booming itu, aku tak lagi suka melihat drama-drama macam itu. Soalnya tidak ada yang 'berbeda' dibandingkan meteor garden. Sepertinya tipenya sama semua. Iyalah, MG kan yang pertama membahana. Bahkan MG sesi 2 saja tidak bisa menandingi gemlegar MG pertama. 
Lalu, tiba-tiba muncul drama Full house. Itu juga sempat membuatku istiqomah mengikuti tiap episodenya, hehehe. 
Setelah itu, beberapa tahun ini aku tidak tertarik melihat drama cinta-cintaan. Apalagi dari Taiwan, Korea, atau Jepang. Tidak juga ikutan menggemari atau bersorak-sorak saat boyband/girlband dengan sebutan K-pop itu jingkrak-jingkrak di atas panggung. Lebih tepatnya sejak jadi pekerja, aku jadi jarang nonton tivi. Lebih menyenangkan bermain laptop.

Beberapa minggu yang lalu, lagi-lagi terkena demam korea. Gara-gara muncul gambar promosi film terbaru Song Hye Kyo, artis korea yang kayak boneka itu, bareng sama seorang pria yang ternyata adalah pemain di K-drama (sebutan sinetronnya korea) Memories of Bali, Jo In-Sung. Jadilah browsing K-drama itu. Judulnya that winter, the wind blows. Pas liat trailer atau streaming di youtube, aku langsung jatuh hati sama Oh Soo, peran utama prianya. Kisahnya sederhana. Percintaan antara gadis buta kaya raya dengan seorang pria penjudi dan penipu, yang pura-pura menjadi kakak lelaki si gadis yang menghilang sejak kecil. 

Dasar koneksi lelet, jadinya nggak sabar. Karena itu, aku putuskan mencari kasetnya. Ealah, ternyata aku harus bersabar, karena kasetnya baru keluar pertengahan April. Artinya tiga minggu lagi. 
Setelah tiga minggu masa penantian, akhirnya aku dapatkan juga kaset itu disebuah tempat persewaan. Alhamdulillah. Nontonlah aku hingga hampir tiap hari. Wah, demam ini seperti MG dulu. Cinta yang luar biasa, hehehe. Padahal seharusnya di usiaku yang sekarang, tidak pantas lagi berkhayal. Tapi, benarkah itu? Hohohoho

Sejak itu, rasanya aku jadi mendadak Korea. Pinjem beberapa K-drama dengan judul lain. Beli film-film korea. Secret garden, jackal are coming, 200 pound beauty, a moment to remember, hear me, always, lie to me, dll. Ya ampun, benar-benar aneh aku ini. Jadi ingat perkataan seorang teman. Film Korea kalau dilihat sama orang yang sedang patah hati atau hatinya sedang sakit, bisa-bisa mendadak bunuh diri. Caranya bikin orang down, bahagia, penuh cinta, jagoan banget. 
Yah, semoga mendadak koreannya hanya sementara, hohoho. 

Kamis, Mei 09, 2013

Jangan Menyerah

 
( gambar diambilk dari Sini )
Mungkin gambar diatas bisa mewakili apa yang ingin kubagi di sini. Kalau dilihat dari situ, kita diharuskan untuk tidak menyerah, iya kan? Karena kita takkan pernah tahu, sudah sedekat apa kita dengan impian yang ingin kita capai. Siapa yang tahu bahwa 'permata', 'berlian', 'emas', 'harapan', 'cita', sudah tinggal sejengkal lagi? Aku belajar hari ini. Meskipun bukan pelajaran yang luar biasa. Hanya sederhana, tapi aku belajar untuk tahu bahwa tidak ada gunanya menyerah. 

Hampir saja aku menyerah. Menyerah mencari tempat untuk memperbaiki ponsel si bungsu, hehehe. Tapi, benar, lho. Karena beberapa tempat yang kudatangi menyatakan tak bisa, aku jadi pesimis. Saat perjalanan pulang, aku melewati sebuah tempat service yang sepi. Sebut saja namanya "Barokah". Hahaha, iya, iya aku tahu, itu seperti nama warung makan. Tapi, tak apalah, karena disitu aku mendapatkan hasil. 

Awalnya memang ragu. Kalau di tempat yang ramai saja tidak bisa memperbaiki ponsel ini, apalagi di tempat yang sepi kayak begini. Jangan-jangan sepinya juga karena nggak laku. Tapi, mendadak ada sesuatu yang nyentil. Mendadak aku ingat gambar diatas. Ya, aku melihat gambar itu pertama kali adalah dari jejaring sosial si bungsu. Semacam tamparan halus, mengingatkanku untuk nggak gampang menyerah. Lagipula, aku sudah putar-putar dan mencoba banyak tempat. Jadi kupikir mencoba yang satu ini tidak ada ruginya. Kalaupun memang tidak bisa juga, kecewaku juga tidak terlalu berlebihan. 

Subhanallah, Alhamdulillah. Ternyata di tempat itu aku menemukan permatanya, hohoho. Barokah mampu memperbaiki ponsel si bungsu. Rasanya kepalaku yang mumet memikirkan dimana mau memperbaiki ponsel ini, langsung plong. Lega. Ya Allah, terima kasih, ya. 

Jadi, NEVER GIVE UP ON YOUR DREAM, BECAUSE YOU NEVER KNOW HOW CLOSE YOU ARE :D

Oke, sekarang mari kita prepare untuk ke Malang besok. :D

Rabu, Mei 08, 2013

Kado dari pulau seberang

Ulang tahunku memang sudah lewat, tapi hari ini suara motor petugas pos membuatku sumringah. Bagaimana tidak, hampir tidak pernah ada tukang pos lagi yang datang kerumah, setelah semua pesan bisa disampaikan lewat ponsel dan semua paket disampaikan lewat ekspedisi yang lebih cepat dibandingkan lewat tukang pos berseragam oranye.

Sebuah paket dengan tujuan namaku datang hari ini. Aku bisa menduga siapa pengirimnya hanya dengan melihat bungkusnya yang berwarna hijau. Siapa lagi kalau bukan dia, si penggila hijau. Tapi, tak semuanya hijau, karena di dalam masih ada bungkus warna ungu cantik. Aku tahu kirimannya selalu saja membuatku terkejut. Dan benar saja! Dia paling tahu apa yang kubutuhkan. Niatan untuk membeli barang ini sudah kuucapkan jauh-jauh bulan. Saat aku berkunjung ke tempatnya bulan September tahun lalu. Bagiku itu memang hanya sebuah ucapan ringan, yang keluar saat aku berada di tempat yang menjual barang itu. Berbulan-bulan yang lalu aku mengucapkannya. Berbulan-bulan lalu aku menginginkannya, dan (memang) belum kesampaian. 

Lalu..... taaaadaaaa!!!! Benda itu ada dihadapanku sekarang. Lalu aku menyadari ada sedikit yang aneh. Ini hadiahku, kan? Tapi kenapa aku tidak menemukan kartu ucapan atau sebuah surat? Bukannya mengharapkan, sih, hanya... tahulah, saat membaca sebuah kartu ucapan yang penuh doa di hari lahir, adaah hal yang paling menggembirakan. Lebay? Biar saja. Bukankah memang selalu menyenangkan saat ada orang yang mendoakan kita?

Kenapa tidak ada kartunya? ucapku melalui sebuah pesan singkat padanya. Karena beberapa hari ini setiap aku telpon ponselnya selalu sibuk. 
Lama, aku menunggu balasannya. Dan saat balasan itu datang, dia hanya menulis pesan, "Belum ketemu kartunya?"
Huh, kalau sudah kutemukan, aku tidak akan bertanya. Dasar! Gara-gara itu aku mengorek bak sampah. Bungkus hadiah itu memang sudah kebuang. Bungkusnya sudah ketemu, tapi tetap tak ada ucapan, surat atau apalah yang berbau tulisan. 
Sempat membongkar tempat (dimana aku membuka kado itu) tapi hasilnya juga sama. Akhirnya menyerah juga aku. Biarlah, besok saja aku telpon dia, batinku. Seperti kebanyakan anak yang baru dapat hadiah, aku langsung memindahkan barang-barang yang biasa kubawa ke kantor ke dalam benda itu. Dan... AKU MENEMUKANNYA!!! Surat yang kucari setengah mati, aku menemukannya. Astaga, harusnya aku bisa menebak. Dia tidak mungkin menaruh surat itu ditempat biasa. Dia pasti akan menaruh di tempat yang hanya bisa ditemukan dengan tidak sengaja. Hahahaha... Dasar, Asem!!!

Terima kasih untuk hadiah dan doamu, Kak. May's pray, kau bilang. Doa khusus di bulan Mei. Aku amini doa tulusmu, Kak.  Semoga doa kita di bulan Mei ini bisa terkabul. Amin.

Eh, mau tahu hadiahnya??? :D (lebay, ih. Bilang aja mau pamer, hohoho)
Ini deh, aku kasih tahu fotonya.

Eng.. Ing... Eng....

Sebuah tas laptop yang lebih pantas di pakai ke kantor di banding tas yang sekarang aku pakai, hahaha. Karena yang sekarang model dan warnanya lebih kekanak-kanakkan :D. Sebuah surat yang ditulis penuh doa untukku. Tulisannya masih sama. Benar-benar tidak berubah sejak dua tahun yang lalu.  (tetap tak bisa dibaca, hahaha)

Oia, dua hari sebelum hari lahirku, aku juga dapat sebuah hadiah sederhana yang sungguh bermanfaat dari seseorang. Apa itu? Hehehe, kasih tahu ga ya???


Akhirnya... The Classic


 
 
Baru saja menyelesaikan nonton film The Classic. Genrenya romantis, tapi berbeda dengan kisah romantis yang banyak beredar di masyarakat. The Classic dibintangi oleh Son Ye-Jin (personal taste, a moment to remember), Cho In-Sung (that winter, the wind blows; Dirty Carnival) dan Cho Seung-Woo (The Sword with no name, Love Phobia)
Menunjuk tahun film ini dibuat, yaitu 2003, membuat aku sedikit mengernyitkan kening melihat para pemainnya. Terutama Cho In-Sung (jo in-sung). Wajahnya yang rada tembem dan tubuhnya yang masih berisi berbeda sekali dengan Cho In-Sung yang ada di That Winter, Yhe Winds Blows. Mungkin karena aktingnya yang sekarang jauh lebih matang.
 
Kisahnya tentang cinta yang tak bersatu di masa lalu. Di sini Ye jin memerankan dua karakter. Sebagai Joo hee di masa lalu (1968) dan sebagai ji hae di masa kini (2003). Cintanya kepada Joo Nha (Cho Seung Woo) tidak bisa bersatu karena sahabat Joo Hee sudah dijodohkan dengan Tae Soo, sahabat Joo Nha. Bahkan Tae Soo sempat bunuh diri agar Joo Hee bisa bersatu dengan Joo Nha. Untung saja bisa terselamatkan. 
Karena merasa bersalah pada Tae Soo, Joo Nha memutuskan untuk ikut perang, meninggalkan Joo Hee dan Tae Soo. Sepulang dari perang, Joo Nha dan Joo Hee bertemu kembali. Saat itu, dalam keadaan buta Joo Nha bertemu dengan Joo Hee di sebuah resto. Awalnya Joo Hee tak tahu kalau Joo Nha buta. Kejahilan seorang anak yang memindahkan boneka piano-lah yang membuat Joo Hee tahu bahwa orang yang dicintainya, yang tengah duduk dengan wajah tenang di hadapannya, sudah tak dapat lagi melihat dirinya. Apalagi Joo Nha berkata bahwa dia sudah menikah. Tentu saja Joo Hee sangat terpukul, hingga akhirnya dia memutuskan menikah dengan Tae Soo. 

Alur cerita ini maju mundur, karena sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu diketahui oleh Ji Hae dari surat-surat ibunya. Ji Hae adalah anak dari Joo Hee dan Tae Soo. Dia menyukai seorang lelaki yang tampan dan dipuja oleh semua gadis, termasuk Su Kyeong, sahabatnya, bernama Sang-min (Cho In-Jung). Bersaing dengan Su Kyeong, membuat Ji Hae tidak enak. Dia memilih menyukai Sang-Min secara diam-diam.
Awalnya belum bisa ditebak bahwa sebenarnya Sang-min adalah putra dari Joo Nha. Namun, saat dia memperlihatkan kalung yang pernah diberikan Joo Hee pada Joo Nha, maka tanpa penonton sudah tahu bahwa dia adalah putra kekasih Joo Hee. Meskipun tanpa narasi yang mengatakan itu.

Ada sebuah adegan yang menurutku sungguh keren. Adegan dimana Sang-min dan Ji Hae berlari bersama di tengah hujan. Dimana saat itu mereka hanya menggunakan jaket Sang-min sebagai payung. Payung istimewa, katanya. Ada lagu yang mengiringi adegan itu. Me to you, you to me. Itu judulnya.
Lalu, saat Ji Hae tahu bahwa sebenarnya saat itu Sang-min membawa payung. Tapi, karena melihat Ji Hae berlari kehujanan dan berteduh di bawah pohon, Sang-Min memutuskan untuk meletakkan payungnya di kafe kampus. Dan meniatkan diri berbasahan demi bisa bersama Ji hae. 
Saat Ji Hae mengantarkan payungnya, Sang-min mencurahkan isi hatinya. Saat itulah aku sempat 'deg'. Ada kalimat Sang-min yang membuatku cukup berpikir, bahwa takdir punya caranya sendiri untuk menyampaikan pesan bagi yang tercinta.
 
Aku ingin memberikan hadiah untukmu. Tapi karena merasa tak enak pada Su Kyeong, maka aku membeli dua hadiah. Lalu, aku berpikir bahwa jika takdir memihak padaku, maka kau pasti akan memilih kotak yang ada suratnya. 
 
Takdir itu memang punya cara sendiri. Awalnya Ji Hae memilih kotak yang tidak ada suratnya. Namun, karena ke-iri-an Su Kyeong, dia merebut paksa kota hadiah Ji Hae dan diganti dengan miliknya, tanpa dia tahu, bahwa takdir sudah menentukan jalan agar surat Sang-min sampai pada Ji Hae. Kotak pertama yang dipilih Ji Hae tak ada suratnya. Kotak yang ditukar Su Kyeonglah yang ber-surat. 

Film ini memang tidak seromantis romeo juliet, tapi entah kenapa bisa membuat penontonnya tersenyum manis dan terharu. Paling tidak aku begit :))


Selasa, Mei 07, 2013

Bertahan... atau menyerah, Sahabat?

Hari ini aku rindu mengunjungi blog seorang teman. Nama blognya.. ah, sepertinya tidak perlu. Aku mengunjungi blog itu hampir setiap hari. Tapi, beberapa hari ini aku absen. Dan hari ini, aku kembali mengunjungi 'rumahnya' untuk melepas rindu. 

Ada beberapa tulisan yang baru di sana. Saat membacanya, aku seperti menyadari sesuatu. Dia sedang jatuh cinta. Bukan, dia selalu jatuh cinta sejak bertemu dengan pangerannya. Dan semakin aku membaca blognya, lalu mengenalnya, aku tahu dia tidak main-main dengan rasanya. Dia benar-benar mencintai seseorang itu. Bahkan meskipun seseorang yang dia maksud tak pernah tahu. Mungkin tahu, tapi tak mau tahu. 

Aku selalu kagum padanya. Dia, begitu percaya pada Tuhan Sang Maha Mecintai. Saking percayanya, sampai-sampai segala kejadian dia begitu yakin Tuhan yang mengaturnya. Ya, ya, memang begitulah adanya. Dia serahkan semuanya pada Yang Maha Hidup dengan keyakinan penuh. Ada sepenggal episode dalam hidupnya, dimana segalanya terjadi atas permintaannya. Permintaan yang diucapkan dengan sepenuh hati dan kepercayaan tingkat tinggi pada Yang Maha Esa. 

Segala keajaiban dalam dirinya, membuatku belajar untuk lebih percaya dan yakin pada Sang Penulis Skenario. Dia membuatku belajar untuk lebih percaya pada cinta. Percaya bahwa saat kita yakin itu cinta sejati, yang kita butuhkan hanya bertahan. Karena, pada saatnya nanti cinta itu akan kembali datang pada diri kita. Jika belum datang, maka ini belum waktunya. Tunggulah. 

Ya, meskipun terkadang aku lebih mudah menyerah. Lebih mudah menganggap bahwa ketika kita menunggu orang yang tidak mencintai kita, atau bahkan lebih parah, tidak tahu kalau kita mencintainya, maka semuanya akan sia-sia. Tidak ada akhir yang bahagia jika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa menghadapi semua ini? Bagaimana dia dengan senyumnya, menerima segala ketentuan? Tidak pernahkah hatinya menjerit? Karena cinta yang (mungkin) tidak berbalas? Mungkin karena dia yakin, itu bukannya tidak berbalas... hanya saja, belum waktunya. Seperti yang selalu dia bilang, semua ada waktunya.

Hahh.. entah apa yang harus kukatakan padanya tentang cintanya. Haruskah dia menunggu atau bertahan? Meskipun kita tahu, hanya akan ada kecewa di ujung sana. Kau yang tak pernah berhenti berharap, masih kuatkah menunggu ketentuan-Nya? 

Namun ketahuilah, Sahabat, saat kecewa itu menemuimu di ujung sana, maka aku juga akan ada di sana menguatkanmu.



Minggu, Mei 05, 2013

28 tahun

Happy B'day, Diriku.... Selamat hari lahir, ya...
Wah, sudah 28 tahun Allah kasih kehidupan ini untukku. Alhamdulillah, masih sehat, masih banyak rejeki, dan masih bahagia. 
Jadi, apa lagi yang belum terpenuhi dalam hidup ini? Jika pertanyaan itu muncul, maka jawabannya bukan manusia namanya sudah tidak menginginkan apa-apa lagi. Jika tak punya mimpi dan asa lagi. 
Aku masih punya. Banyak malahan. Tapi, tentu saja aku tidak bisa memaksa Yang Maha Berkehendak untuk mengabulkan semuanya. Allah tentu lebih tahu mana yang terbaik bagiku. Amin.

Mengingat 28 tahun yang lalu, saat aku lahir, jalan hidupku sudah ditentukan. Tidak pernah menyangka aku melewati banyak kisah, bertemu dengan banyak orang, dan berjalan di jalan yang mendewasakan. Dan dari semua itu, aku belajar untuk tumbuh menjadi pribadi yang tidak pernah sama dari sebelumnya. Berusaha belajar menjadi manusia yang lebih baik. Yang berguna dan bermanfaat bagi orang-orang disekitarku. 

Terima kasih untuk semua pengalaman yang terjadi dalam hidupku. Terima kasih pada orang-orang yang ikut membuatku dewasa. Terima kasih sudah mengajarkan banyak hal padaku, Sahabat. Terima kasih.

Sudah dapat ucapan selamat dari si bungsu, ibu, bapak, kak nadeth, ehm, dari beberapa teman juga, dan yang paling bikin surprise adalah kehadiran 'sesepuh'. Hahaha, GG datang. Dia bak sesepuh memang, karena wejangannya yang dewasa dan specta cetar membahana :D

Dia bilang ada temannya yang bakal datang ke tempat Niskha. Karena itu dia minta info tentang angkot yang harus dinaiki dari rampal ke rumah niskha. Tepat pukul 9 pagi, dia bilang temannya sudah ada di dekat rumah. Dan waktu aku hampiri, OMIGOD!!!! Sumpah, Aseeeemmmm, Dasar Sesepuh.... ternyata dia yang datang. Ya, GG itu. Sialan!!! Kenapa aku bisa nggak nyadar. Ah, senengnya bisa ketemu lagi dengan sahabat yang sudah hampir 7 tahun nggak ketemu. Ya, selain lewat sms, telpon, twitter, Fb, atau YM. Dia benar-benar nggak berubah. 

Saat kami mengobrol, aku sedikit merasa bersalah pada seorang teman yang satu lagi. Yang datang lebih awal dibandingkan GG. Mungkin dia merasa diacuhkan. Tapi, sumpah, nggak ada niatan untuk itu. Sebisa mungkin aku mengajaknya bicara. Waduh, maaf ya. Maklum lama tak berjumpa. Tapi aku rasa dia tidak keberatan. Dia itu seperti... ehm, orang yang paling pengertian. :D Buktinya, dia tenang-tenang saja, memberikan kesempatan untukku dan GG bertukar cerita dan rindu. 

Selain itu, rencana hari ini adalah pulang ke Lumajang. Bersama GG selama perjalanan menuju kampung halaman, memberikan pengalaman yang menyenangkan. 3-4 jam perjalanan tidak terasa. Banyak hal yang kami ceritakan. Tentang dia, tentang dia, dan tentang dia. Hahaha. Terlalu banyak yang kami kagumi, memang. :D

Well, Ulang tahunku hari ini lain suasananya. Sama berbedanya dengan saat ulang tahun ke 26 ku. Dulu merayakannya di Ciloto, dengan pizza sebagai kue tart yang dibelikan Niskha dan bang Zap. Sekarang, merayakan di dalam bis, pada perjalanan pulang, ditemani GG dan sebungkus kacang rebus.

Semoga Allah memberikan yang terbaik di usiaku yang 'tak muda lagi', hahaha. Amin :D

Sabtu, Mei 04, 2013

Menjelang Hari Lahirku

Menjelang 28 tahun usiaku ini, aku sedikit terdiam. Apa yang sudah kucapai selama ini ya? Kalau dipikir, sepertinya belum ada capai. Maksudnya belum ada yang begitu berarti. Hahaha, maaf, maaf... bukan berarti aku tidak bersyukur dengan apa yang aku  dapatkan selama ini. Ini lebih kepada 'kepuasan hati'. Di usiaku yang segini, saya belum menikah dan belum mampu 'menulis' apa-apa. 

Oke, baiklah. Menikah mungkin adalah tulisan Yang Maha Hidup. Aku memaklumi itu. Karena itu aku tetap bahagia meski masih belum bertemu dengan sang tulang punggung. Sepertinya aku memang tidak seantusias dulu dalam hal pernikahan. Menyadari bahwa begitu banyak sahabat yang menyayangi aku hingga usia segini adalah hal yang patut saya syukuri. Alhamdulillah. 
 
Hari lahirku sekarang, aku rayakan di kota Malang. Tidak, tidak ada perayaan istimewa. Kebetulan saja merayakan di sana. Sekalian mengantarkan si bungsu ke tempat kosnya. Dia baru saja menjalani tes di Surabaya. 
 
Hari Sabtu pukul setengah 1, kami beranjak dari kota Surabaya ke kota Malang. Setelah sebelumnya kami makan di Pizza Hut. Ah, makan di tempat ini mengingatkanku pada masa lampau, saat seorang teman mengajakku makan di Pizza hut sebagai pelunasan janjinya. Bukan di Surabaya, di kota yang berbeda, namun dengan perasaan yang sama.
 
Di Malangpun, aku mengajak si bungsu makan disebuah tempat yang menjadi langgananku saat masih kuliah. Enak dan murah. Warung Bambu, namanya. Terletak di samping ITN Malang. Dan bungsu sempat tak percaya bahwa yang kami makan tidak menghabiskan uang lebih dari jumlah pulsanya tiap minggu. Hahahaha. Murah meriah. 
 
Setelah makan, bungsu mengajakku ke sebuah mall di kota ini. Dan di sana, dia menawarkan sebuah hadiah untukku. Sempat bingung juga saat harus mengatakan hadiah apa yang aku inginkan. Bingung karena yang menanyakan adalah anak ingusan yang belum bisa mencari uang sendiri, tinggal merantau jauh dari rumah. Akhirnya, aku memutuskan minta jam tangan. Tapi yang murah, tal boleh lebih dari 50 ribu. 
 
Setelah itu aku mengantarnya ke kos. Aku balik ke rumah Niskha pukul 9 malam. Rumah itu selalu aku tuju dan diami kala aku berada di Malang. Aku tidak bisa ngobrol dengan Niskha karena dia sedang berada di Blitar. Malam jam 12 baru pulang. Karena itu, aku langsung beranjak tidur. Tapi, mata ini tidak bisa diajak kompromi. Memejamkannya susah sekali. Mendadak aku merindukan si bungsu. Mengingat bahwa aku tak pernah jalan berdua dengannya ke tempat yang baru. Malang dan Surabaya adalah tempat baru baginya, yang tak pernah keluar kota. Saat aku sadar betapa aku menyayanginya, aku meneteskan air mata. 
 
Pukul 12.00, artinya usiaku sudah berkurang setahun lagi. Aku memohon agar apa yang kucita-citakan bisa menjadi nyata di usiaku ini. Semoga.
 
 


Rabu, Mei 01, 2013

Selamat Datang bulan Mei

Selamat datang bulan Mei!!
Ah, tiba-tiba sudah Mei saja. Mei, ehm... Bicara Mei itu sama dengan bicara bulan dimana aku menghirup udara (gratis) di bumi ini. Halah, mengingat itu, rasanya setiap bulan ini datang, umurku makin berkurang, hahaha. Selain aku, ada beberapa orang terdekat yang menginspirasi, yang juga terlahir di bulan ini. Yang utama itu GG sama Henny. Satunya teman SMA, satunya teman kuliah. Dua-duanya sama-sama menginspirasi dengan pemikirannya yang cukup dewasa. 

GG Delim Rehata. Aku tidak terlalu dekat saat masuk SMA dulu. Baru kemudian saat terakhir, aku sudah lebih sering bercakap dengannya. Lalu, lost contact. Baru beberapa bulan yang lalu kami kembali menjalin hubungan. Hahaha, bicaraku seolah hubungan kami ini spesial, ya? Yup, aku bisa menyatakan bahwa hubungan ini lebih dari sekedar spesial. GG yang biasanya kupikir slengekan, suka bercanda dan nggak bisa diajak serius, nyatanya bisa memberikan advice dan saran yang menurutku 'sempurna'. Hahaha. 

Henny. Aku yang dekat sejak masuk kuliah, selalu berdecak kagum dengan sikapnya. Usianya lebih muda setahun dariku, tapi kadang cara berpikirnya melebihi usiaku. Aku berterima kasih padanya, yang mau menerima 'orang gila' ini menjadi temannya selama 4 tahun. 

Waaahhh, Mei yang menakjubkan. Semoga aku bertemu dengan jodohku bulan ini, hahaha. Bercanda. Aku masih punya mimpi yang ingin kuwujudkan tahun ini. Sebenarnya sudah kuusahakan sejak tahun kemarin. Tapi, ternyata belum bisa jadi kenyataan. 

May's pray. Aku menyebutnya doa di bulan Mei. Ini juga menjadi doa ulang tahunku. Semoga segera terwujud.