Minggu, September 30, 2012

Journey in Makassar >> Day 2

Menu hari ini adalah Bantimurung. 
Aku baru tahu kalau ternyata Bantimurung itu berada di Kabupaten Maros. Jarak dari Tamalanrea sekitar, ehm, berapa ya? Mungkin hampir sekitar 80 kilometer. Waktu yang ditempuh dengan naik motor sekitar satu jam lebih. Dan akhirnya menjadi hampir 3 jam karena pakai acara nyasar segala, (^_^)
Arah Bantimurung juga berlawanan dengan arah Losari. Jadi, seharian ini khusus menjelajahi keindahan Bantimurung di Kabupaten Maros. 


Berangkat dari Tamalanrea pukul setengah 10. Isi perut, isi bensin, siapin amunisi (kamera, mukenah, air minum, duit). Perjalanannya cukup jauh. Dua puluh menit kemudian, kami sampai di depan sebuah masjid yang bagus banget. 
Ini Masjid Besar Maros, Dek! kata Nadeth ngasih tahu. Aku manggut-manggut saja. 
(Masjid Besar Maros)

Siang itu, Masjid Besar ramai oleh pengunjung. Bahkan ada yang datang dengan rombongan bis. Mungkin sekalian menunggu waktu adzan Dhuhur. Setelah puas lihat-lihat, kami melanjutkan perjalanan menuju tujuan semula.

Dan setelah menempuh waktu satu jam kurang, Kak Nadeth baru nyadar kalau kita kesasar. Wilayah Pangkep, tempatnya semen BOSOWA dan TONASA, di daerah situlah kita kesasar. Jauh banget. Sudah lintas Kabupaten pula. Haddddeeeehhhh....

Balik arah. Fokus.

Setengah jam kemudian, kami melihat tanda kedatangan seperti ini


SELAMAT DATANG 
TAMAN PRASEJARAH LEANG-LEANG
KAB. MAROS

Berhenti sebentar. Mikir bareng. Kesini saja dulu kak, kataku. Boleh, deh, jawab Nadeth. Lalu kami masuk ke kawasan itu. Kami kira, sih, jaraknya dekat dengan gapura kedatangan. Ternyata masih sekitar 3 atau 4 km lagi.

Tahu tidak? Ketika mulai masuk kawasan ini, meski belum taman prasejarahnya,  perasaan kami mulai aneh. Kayak sunyi banget gitu. Orang jawa bilang singup. Perasaan 'sendirian' yang teramat sangat. Batuan-batuan, tebing nan menjulang, suasana desa yang tanpa penghuni (ga tau pada kemana), alam setengah tandus-setengah rimbun. Entahlah. Tempat ini kayak nyimpen sesuatu yang 'sesuatu' banget lah.







Sepi banget, kan? Bahkan berjejeran rumah-pun seperti tanpa penghuni. Kemana orang-orangnya? Bertani kah? Berkebun? Tapi, dimana? Sepanjang perjalanan menuju tempat itu, tak ada satupun yang terlihat.

Akhirnya, beberapa menit kemudian, aku dan kak nadeth sampai di Taman Prasejarah-nya. Sama halnya dengan jalanan tadi, disinipun sepi sekali. Hanya ada beberapa orang yang menjadi penjaga Taman ini. 

 





Meskipun sempat foto-foto sejenak, tapi aku merasa nggak bisa bertahan lama di sini. Tebing ini terasa mau runtuh saja. Leang-leang artinya adalah Gua. Ya, dalam gua itu ada semacam peninggalan prasejarah. Mulai dari cap kaki-tangan, tengkorak, ini, itu dll. Kalau mau masuk sih bisa tapi mesti ada guidenya.
Nggak deh terima kasih. Biarpun guidenya gratis, mending nggak usah lah. Dari luar saja sudah begini auranya, apalagi di dalamnya. Nope deh!!!!

Perjalanan di lanjutkan.
Sekarang benar-benar mau ke Bantimurung ini. Bantimurung adalah taman nasional yang menjaga kelestarian Kupu-kupu. Jaraknya dari Taman Leang-Leang sekitar 1,5 kilometer. Dan sungguh hati merasa lega dan seneng ketika sudah telihat sebuah gapura pintu masuk ke Taman Nasional Bantimurung. Bahkan di tebing bukitpun sudah tertulis Taman Nasional Bantimurung. 
 


 100 meter kemudian, bisa dilihat gapura penyambutan bagi wisatawan yang hendak masuk ke wisata air terjun dan kupu-kupu Bantimurung.
 
 Konon, selain Kupu-kupu, simbol Bantimurung adalah Monyet. Bisa terlihat, kan ada monyet yang tengah melambai di belakang Kupu-Kupu? d(^_^)/

Disana ada penangkaran dan kebun kupu-kupu. Ada ribuan spesies kupu-kupu yang dikembangbiakan di sini. Bahkan beberapa mahasiswa melakukan penelitian di tempat ini.

 

Puas 'main' kupu-kupu, kami masih ke dalam area wisata air terjun. Sebelumnya, kami mesti beli tiket masuk seharga Rp. 15.000,- dulu. Begitu masuk, kami langsung disambut dengan cuara gemericik air. Dan tahu tidak, tidak hanya air terjun yang menarik disini. Tapi, ada sebuah musholla yang terbuat dari batu. Keren, kan??? Banyak yang sedang bersiap melakukan sholat di situ. Bahkan, air wudhunya langsung muncul dari dalam tebing. Tempat ini sungguh.. Subhanallah... Allah Maha Indah....

 
                     Ini, nih Mushola dari batu :))

 



 
Tak banyak yang bisa diucapkan tentang tempat ini. Bagus banget. Angin berhembus di tempat yang rimbun banget. Kaya akan pepohonan, didampingi sama kupu-kupu yang terbang kesana-kemari.
Rasa ini nggak sama dengan waktu di leang-leang beberapa menit yang lalu. Meskipun sama-sama dekat tebing. Mungkin karena tempat ini sudah di jamah oleh banyak orang ya?
Katanya kalau udah nggak terlihat kupu-kupu yang terbang, maka akan terjadi sesuatu. Untuk pas kita kesana, kupu-kupu masih main-main disekitar kita. Amin.
Sayang, di taman ini nggak ada yang jual nasi atau makanan. Sebagian pengunjung bawa makanan sendiri. Gelar tikar, sim salabim, jadilah piknik keluarga.  

Nah, sebelum pulang, mampir lihat-lihat penjual souvenir yang berjajar dijalanan menuju pintu keluar. Banyak macam yang dijual. Bros motif kupu, gantungan kunci kupu, kaos kupu, melimpah ruah. Tinggal pilih saja. Mulai harga Rp. 5000,- sampai dengan Rp. 75.000,- Kalau aku, cuma beli bros sama gantungan kunci. Murah meriah :))


Okay, sudah waktunya pulang. Dalam perjalanan pulang, aku bersyukur. Sekali lagi bisa melihat keindahan ciptaan Sang Maha Indah. Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk menikmatinya. Terima kasih atas penjagaan-Nya selama dalam perjalanan. 
Dan, terima kasih sudah memberikan dua cuaca padaku selama di Makassar. Dari kemarin yang panas, sekarang, dalam perjalanan pulang, Tuhan kasih hujan. Subhanallah, ademnya. Nggak deras, hanya semacam gerimis.

Lalu, menikmati Sop Saudara dan Sop Konro sebagai menu makan siang ditemani rintikan hujan, hmmm... yummy.... :b
Sop Saudara VS Sop Konro



Sabtu, September 29, 2012

Journey in Makassar -- Day 1

Berangkat dari rumah di Bumi Tamalanrea Permai jam 10, agenda hari ini tentunya adalah Pantai Losari. Tapi, Kak Nadeth bilang, masih terlalu siang untuk bersantai disana. Tidak akan ada apa-apa. Malah panas yang mungkin kita temui nanti. Jadi, aku minta main ke benteng Fort rotterdam dulu. Tentunya tanpa tahu bahwa benteng itu bakal membakar kita tanpa ampun.

Bener aja. Benteng itu adalah tempat terbuka dengan panas yang luar biasa menyengat. "Namanya juga benteng, dek, yo kebuka gini. Ampun, deh, panasnya," ucap Kak Nadeth. Rasa penarasan juga sih. Meskipun panas tetep nekad masuk. Sayang, kan udah sampai sini. Yang penting sudah pernah masuk dan tahu, Fort Rotterdam itu kayak apa, sih. 
 









 Fort Rotterdam adalah sebuah benteng yang berbentuk susunan batu yang memanjang, dibangun pada masa penjajahan belanda. Namanya dulu adalah Benteng Jumpandang. Sesuai dengan nama tempat dimana dia berada, Ujung Pandang, sebelum diganti dengan Makassar. Aku penasaran aja, katanya benteng ini mirip dengan bentuk penyu yang turun dari langit. Dan memang bentuk itu hanya bisa di lihat dari atas. Sebagiannya juga sudah berubah karena pemugaran. Konon ada sebuah tempat angker dalam benteng ini. Sebenarnya mungkin bukan angker, ya, tapi memang jarang atau hampir tidak pernah dimasuki oleh orang-orang. Well, biasanya tempat yang banyak benda sejarah itu aku cukup senang mendatanginya. Tapi, tidak untuk benteng ini. Panasnya bikin kepala pening. Cukup setengah jam saja di sini. 

Setelah dari Benteng Fort Rotterdam, Kak Nadeth mengajakku untuk makan di sebuah warung yang kata dia warung itu adalah favorit Febry Waliulu. Disana ternyata yang kumakan malah bakso sama pisang Epe. Bukan baksonya yang bikin sesuatu yang baru. Melainkan 'teman' makan baksonya. Namanya Buras. Sama dengan Lontong, tapi masaknya pakai santan. Satu paket seharga Rp. 4.000,- isi empat buah. Bentuknya kecil, hanya setengah ukuran lontong.

 Buras, teman makannya Bakso :))
 Pisang Epe,
Seharusnya makannya waktu malam hari. Ditemani hembusan angin di Pantai Losari dan musik-musik jalanan. 
Kesalahanku adalah, aku makan itu pas siang hari. Dan saking manisnya, gigi ini terasa ngilu luar biasa. Cukup habis satu setengah saja :))







Setelah makan, aku mengunjungi Masjid Raya Makassar untuk menunaikan Sholat. Masjid ini serupa Masjid Istiqlal dalam ukuran kecil. Karena masih dalam tahap pembangunan di bagian tempat wudhunya, kesan dari masjid ini masih kumuh. 
Terus, aku sama kak nadeth pergi ke Triple C di kawasan Losari, mengingat losari masih sepi. Di Triple C ada pameran Makanan, minuman, Percetakan dan Pengemasan. 
Nggak lupa mampir ke Masjid Amirul Mukminin. Masjid terapung yang dibangun di daerah Pantai Losari.

And, now... Tempat yang menjadi icon Makassar.
Taaa.. daaaaaa.....
LOSARI BEACH
 

The Last Journey today is... Dinner :))

Makan Jalangkotte, sejenis Pastel tapi isinya berupa touge, bihun, wortel dan kentang. Makannya pakai saus yang diracik khusus dengan irisan kacang dan sambal.
Makan Lumpia Sulawesi. Sama juga dengan lumpia disini, makannya juga dengan saus yang diracik khusus. 
Minumnya es palubutung sama es pisang ijo. Beda banget sama es yang dijual di sini. Yummy...

Selamat menikmati ya....
                                                               Jalangkotte & Lumpia
 Es Palubutung
 Es Pisang Ijo























Kamis, September 27, 2012

Makassar, Aga Kareba?? :))

Akhirnya hari ini datang juga. Hari yang sudah kutunggu sejak sebulan yang lalu. Berangkat dari rumah pukul 5 pagi. Alhamdulillah dapat tumpangan dari bapak teman sekantor. Kebetulan hari ini beliau bersama Bapak kepala bidang ada keperluan di Surabaya. Jadi saya nebeng saja sampai terminal bungurasih Surabaya. Untung-untung kalau bisa diantar sampai Bandara Juanda. Kalaupun ngga, sudah sangat alhamdulillah. Nanti bisa naik Damri.
Tapi, sayang banget. Sampai daerah Gempol, dekat Porong, mobil itu mogok. Takut terlambat, saya disarankan naik bis saja. Sudah dekat juga, sih. Akhirnya, meski dengan deg-degan ga karuan, karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lebih --secara tahu sendiri macetnya kayak apa di Porong-- akhirnya saya sampai terminal jam 10.15 wib. Setengah berlari saya cari bis Damri khusus bandara. Jujur, ini pertama kalinya saya mau naik bis itu. Jadi agak bingung letaknya. Nggak bareng sama bis kota lainnya, tapi letaknya dekat sama bis kedatangan. 
Dengan ongkos 15.000,- saya sampai di bandara juanda pukul 11 kurang seperempat. Syukurlah. 
Entah karena panik atau apa, perut ini tetiba lapar. Akhirnya makan dulu di AW, tempat tercepat menyajikan makanan. 
Pukul 11.20, saya check in. Lalu menunggu dengan perasaan tertahan di ruang tunggu bandara. Menunggu setengah jam itu terasa lama bagi saya. Rasanya sudah nggak tahan lagi buat ketemu sama dia. Perempuan yang sering saya ceritakan di blog ini. Sungguh, saya sangat merindukannya. Bahkan saya pernah menulis tentangnya di blog ini dengan banyak judul, sampai-suatu-harilagi-lagi-untuk...Langkahmu dan masih banyak tulisan lain yang ku tulis saat dia pulang duluan dari bumi Shindan.  
Burung besi itu mulai  beranjak meninggalkan daratan pukul 12.30. Lama perjalanan yang akan kutempuh adalah 1 jam 20 menit. Pesawat ini bergemuruh memekakkan telinga. Berbarengan dengan gemuruh di dada. 
Semakin mendekati daratan Makassar, semakin berdetak cepat jantungku. Seolah aku akan menemui kekasih hati, hahaha. Waktu menunjukkan pukul setengah 3 saat aku keluar dari pesawat di bandara Hasanuddin Makassar. Berbeda satu jam dari waktu Surabaya. 
Dan dalam hitungan menit, akhirnya aku bertemu dengannya. Nadeth. Langsung memeluknya dan tumpah juga rindu ini. Lega banget. Kak nadeth langsung mengajakku ke rumahnya. Rumah yang dia tuju kalau ke Makassar. Karena sebenarnya dia bekerja di Bantaeng, kabupaten yang harus ditempuh waktu 2 jam perjalanan dari Makassar.  
Di Makassar sendiri, di tinggal bersama saudara lelaki dan sepupu perempuannya. Mereka bisa dikatakan anak-anak perantauan. Orang tua mereka berada di tempat yang butuh waktu belasan jam untuk mencapainya. Setahuku ortunya kak nadeth ada di sorowako, 12 jam dari Makassar.
Planning hari ini awalnya sih, harusnya langsung ke Losari beach. Tapi, ternyata perjalanannya tidak sesederhana itu. Lelah luar biasa. Alhasil, saya memutuskan untuk menunggu sampai besok. Beristirahat sembari menyiapkan tenaga untuk esok hari, saya pikir adalah pilihan yang baik. Tentu saja bisa cerita banyak dengan nadeth malam ini.
Well, selamat malam, Makassar.... 

Rabu, September 26, 2012

Trip To Makassar >> Day -1

H-1
Siap berangkat untuk besok. Packingpun sudah selesai. 
Makassar, i'm coming. Menuntaskan rasa rindu yang teramat pada perempuan itu. Perempuan yang tak bisa kubilang biasa. Dia lebih dari luar biasa. Mengisi setiap kotak-kotak dalam hati ini. Tak terkira berapa kubik rasa rindu yang tertumpah untuknya. 
Bernadeth Birana. 
Mengenalkanku pada kedewasaan yang nyata. Bagaimana bertindak dengan 'baik' dan mengesampingkan ego dan ke-keras kepala-an. 
Aku menyayangi. Saudara perempuan yang luar biasa. Dan aku akan bertemu dengannya sebentar lagi. Ya, sebentar lagi. Pejaman mata kali ini, teriring doa dan terima kasih untuk-Mu, Sang Maha Pecinta.

Selasa, September 25, 2012

Trip to Makassar >> Day - 2

H-2
Semakin tidak sabar. Sampai-sampai sudah mulai packing dan membuat list untuk makanan yang wajib di coba sewaktu di makassar nanti. Tentunya, COTO MAKASSAR tak boleh lewat. Dia adalah yang pertama yang harus masuk dalam mulut. Lalu yang lain mengikuti.
Es Palu butung sama pisang ijo, yang dulu pas kuliah hanya dengar namanya dari cerita seorang teman, kali ini juga harus mencoba di makassar, tempat kelahiran minuman itu. 
Semua makanan dan minuman serta pemandangan pulau Makassar sudah ada di pelupuk mata. Setiap kali mata tertutup, kesan itu selalu terekam. Indah.

Trip to Makassar>> Day -3

Kurang 3 hari lagi untuk terbang ke Makassar. Rasanya benar-benar tak sabar. Segala daftar sudah di tulis baik-baik, supaya tidak ada yang ketinggalan dan nggak ada yang kelupaan untuk dinikmati. 
Daftar tempat-tempat yang akan saya kunjungi adalah sebagai berikut:
1. Hari pertama, ketika pesawat sudah mendarat, saya mau menikmati pantai losari. Tempat yang wajib dikunjungi. Kata teman saya, bulan AGUSTUS - OKTOBER sunset di Losari adalah sunset terindah. Pengen membuktikan itu! Hohoho

2. Terus, hari keduanya paling main ke Benteng Fort Rotterdam a.k.a benteng jumpandang. Benteng peninggalan belanda yang menyimpan sejarah ujung pandang, nama lain dari Makassar. Disana, katanya sedang banyak pagelaran acara, terutama pas malam hari. Lagi-lagi pengen membuktikan akbarnya acara itu d(^__^)b

3. Pengen ke Bantimurung. Ke Maros, buat lihat taman kupu-kupu yang luar biasa luas. Beli souvenir buat oleh-oleh juga di situ saja, ah... ^_^

4. MASJID RAYA MAKASSAR. Wajib menginjakkan kaki di sana. Merasakan sholat juga disana. 

5. Kalau memungkinkan ingin juga bertandang ke Trans Studio Makassar (Indoor Theme Park terbesar di dunia)

Itulah beberapa tempat yang 'wajib' didatangi selama liburan enam hari di Makassar. Semoga dimudahkan dan dilancarkan sama Allah. Amin.
Postin berikutnya, InsyaAllah akan bahas daftar makanan wajib coba selama di Makassar nanti.

Senin, September 24, 2012

trip to makassar >> Day-4

Minggu yang cerah [kalau tidak mau disebut puanas] acara hari ini adalah beres-beres rumah. Maklum, penguasa rumah sedang di rumah, jadi anak buah wajib menyulap rumah menjadi sebersih mungkin. Mommy, this is for you ^_^ Untung Sabtu kemarin sudah nyuci pakaian, jadi hari ini nggak perlu susah-susah kucek-kucek lagi. Salah, ding, ternyata masih ada sepotong-dua potong pakaian yang minta di cuci. Tapi, tentunya itu giliran adek, hohoho.

Selesai 'kerja bakti', mandi lalu mulai ngemil. Disaat itulah ngantuk menyerang. Ibu paling nggak suka kalau liat anak-anaknya tidur sebelum jam dua belas siang. Alhasil, dikuat-kuatin lah mata ini membuka.

Hmmm, bukannya ilang, ngantuk ini malah ditemani sama rasa pusing. Iyalah, kantuk yang luar biasa kalau tidak di ajak tidur, bisa-bisa bikin pusing. Akhirnya, aku memutuskan untuk jalan-jalan keluar rumah. Ingat kalau kurang empat hari ke Makassar, kenapa nggak cari oleh-oleh saja, begitu pikirku.

Sepeda motor langsung aku lajukan menuju tempat bude Dini, tempat oleh-oleh langganan keluargaku. Beli keripik sukun, keripik telo ungu, keripik kentang udang, sama keripik pisang. Ditambah lagi beli di toko cina rengginang mentah. Lumayan, bisa bertahan lama. Nggak perlu cepet-cepet dimakan kayak keripik matang lainnya. 

Sudah lengkap (menurutku, sih) aku pulang. Beli es capucino dulu sama beli rujak. Jangan sampai minum es capucino di rumah. Minum es itu di depan ibu, sama dengan cari marah. Bisa jadi anak durhaka. Hohoho.

H-4 untuk berangkat ke Makassar. Makin nggak sabar. Pengen cepet terbang.

Ya Allah, semoga dimudahkan... d(^_^)b

Jumat, September 21, 2012

penyebab postingan saya tertunda ^,^

Sakit... batuk, flu, demam yang lumayan parah pas tanggal 15 september sampai sekarang... (semoga cepat sembuh)
Accident kecil.... Nabrak orang yang habis kenceng banget naik motor, tiba-tiba berhenti mendadak di depan saya. Alhasil nggak sempet nge-rem dan braaakkk.... Lumayan deh sakitnya :)
Kerjaan yang menumpuk, yang berebut untuk segera diselesaikan supaya bisa berangkat dan having fun dengan tenang. Santai menikmati bumi Makassar...
Segera saya akan posting tentang persiapan mulai H-3 sampai perjalanan saya menikmati Makassar, ya.... InsyaAllah sekalian foto amatirnya nanti, hehehe...


Kamis, September 20, 2012

posting pertama di bulan ceria

Yupz, hai.. hai... saya datang lagi... ^^
Beberapa hari yang lalu, saya dapat tegur seorang teman karena blog masih saja isinya sama. Tidak pernah nulis blog lagi ya? Begitu tanyanya.
Sebenarnya, bukan tidak menulis blog lagi, melainkan ada beberapa prioritas yang membuat blog ini sedikit 'tercampakkan'. Fiuffh...
Awal bulan September saya mengirim niatan bahwa saya akan mengadakan perjalanan ke bumi belahan timur. Makassar adalah tujuan saya tertanggal 27 September 2012. Dan sejak itu, saya mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Mulai dari cari tiket yang promo (dan alhamdulillah dapat dari seorang sahabat, Febry Waliulu) Langsung tiket pulang-pergi. Lalu list barang yang akan dibawa, termasuk oleh-oleh dari tempat saya tinggal, sekedar buah tangan buat makhluk yang ada di makassar, d(^_^)b, sampai ngurus surat cuti.
Karena tidak pernah ambil cuti selama 3 tahun ini, oleh kepegawaian kantor saya diberi cuti delapan hari. Kelamaan, sih, siapa tahu nanti masih butuh, saya memutuskan untuk ambil empat hari saja. Tentunya masih nabrak Sabtu-Minggu, jadi di Makassarnya sekitar lima-enam harian gitu.
Dan karena keperluan cuti ini juga, semua pekerjaan yang harus diselesaikan bulan ini, sedapat mungkin sebelum tanggal 20 sudah selesai semua. Dan Subhanallah, mendadak pekerjaan datang silih berganti. Tumpang tindih nggak karuan. Tapi, sangat bersyukur juga sih karena waktu jadi nggak kerasa. Tahu-tahu sudah sampai tanggal 21.
Hm, semoga dimudahkan-lah sama Allah, segala planning dan harapan masa depan, hehehe